Telko.id – PT Solusi Sinergi Digital Tbk (Surge) siap memimpin revolusi penetrasi fixed broadband di Indonesia.
Kesiapian ini menyusul keberhasilan anak perusahaannya, PT Telemedia, memenangkan lelang pita frekuensi 1,4 GHz di Regional 1.
Pencapaian ini, ditambah dengan ekosistem yang matang dan fokus pada layanan terjangkau, diproyeksikan menjadi game changer yang mempercepat pertumbuhan signifikan di sektor ini.
Shannedy Ong, Direktur Surge, menegaskan potensi pasar yang sangat besar. “Penetrasi fixed broadband di Indonesia termasuk yang terendah di Asia Tenggara.
Ke depan, kami mengharapkan pertumbuhan yang signifikan dalam lima tahun ke depan. Pemicunya adalah FWA dengan tingkat pertumbuhan 57% (2025–2030), sementara FTTH akan tumbuh sekitar 10%.
Pasar target kami, Regional 1 — yang mencakup Jawa, Papua, dan Maluku — adalah ‘zona emas’ dengan potensi sangat besar,” ujarnya dalam paparan rencana eksekusi 5G FWA, Selasa (21/10/2025).
Laporan Deloitte Research 2025 memproyeksikan pasar fixed broadband Indonesia akan mengalami pertumbuhan eksponensial dalam lima tahun ke depan.
Ini berbeda dengan CAGR yang stagnan di angka 7% pada periode 2020–2024. Proyeksi ini didorong oleh dua faktor utama: 5G Fixed Wireless Access (FWA) dan Proyek Broadband Terjangkau.
5G FWA diperkirakan tumbuh pesat dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) 57% hingga 2030. Sementara itu, Fiber-to-the-Home (FTTH) diprediksi tumbuh sekitar 10%. Total basis pelanggan fixed broadband potensial bisa mencapai hampir 40 juta rumah tangga pada 2030.
Baca Juga:
Strategi Eksekusi 5G FWA di Regional 1
Regional 1 (Jawa, Papua, Maluku) menjadi target utama Surge. Wilayah ini mencakup 61% dari 73,9 juta rumah tangga di Indonesia, atau sekitar 45 juta pelanggan potensial. Strategi eksekusi 5G FWA ini dibangun di atas tiga pilar utama.
Pertama, Surge membangun ekosistem end-to-end pertama di dunia untuk spektrum 1,4 GHz. Mengingat spektrum 1,4 GHz masih baru secara global, Surge telah berkolaborasi selama dua tahun dengan mitra teknologi global untuk mengembangkan ekosistem yang lengkap.
Kolaborasi ini mencakup Customer Premise Equipment (CPE/Chipset) dengan Qualcomm dan ASR, serta Radio Infrastructure (RAN) dengan vendor global seperti OREX SAI, Nokia, Huawei, Baicells, dan Fiberhome.
Perangkat radio komersial telah dikembangkan, dan roll out awal dijadwalkan dimulai pada November atau akhir tahun ini. Peluncuran perdana 5G FWA 1,4 di dunia diharapkan dapat terealisasi pada awal tahun depan.
Kedua, kecepatan pembangunan infrastruktur. Deployment FWA akan memanfaatkan lebih dari 50.000 menara yang sudah ada dari mitra perusahaan menara seperti PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENTRATAMA. Hal ini akan mempercepat kecepatan roll out secara drastis.
Sifat nirkabel dari FWA menghilangkan kebutuhan instalasi kabel dan perizinan lingkungan (RT/RW), sehingga memungkinkan pencapaian target Home Connect yang lebih cepat.
Akselerasi infrastruktur semacam ini sejalan dengan upaya akselerasi IPv6 Enhanced Net5.5G untuk mendukung ekosistem IoT di Indonesia.
Ketiga, proposisi nilai dan target pasar. Surge memposisikan layanan FWA-nya sebagai solusi bernilai tinggi yang terdiferensiasi dengan fokus pada harga terjangkau.
Perusahaan menawarkan paket FWA 100 Mbps seharga Rp100.000 per bulan, dengan data unlimited dan sewa modem gratis. Paket ini menargetkan 54 juta rumah tangga yang mampu berlangganan.
Layanan ini juga ditargetkan untuk menjangkau daerah underserved/unserved yang belum tercakup oleh fixed broadband berbasis fiber.
Selain FWA, Surge terus memperkuat operasi FTTH-nya. Hingga September, Surge mencapai 1,51 juta Home Passes dan 831.000 Home Connects, dengan Take-Up Rate 55%.
“Target kami akhir tahun 2025 adalah 2,5 juta Home Passes dan 1,5 juta Home Connects dengan Take-Up Rate 60% — ini merepresentasikan pertumbuhan 11,3x dalam Home Pass dan 8,2x dalam Home Connect dibandingkan Desember tahun lalu,” jelas Shannedy.
Kualitas, Inovasi, dan Target Jangka Panjang
Deployment dilakukan sesuai standar global NTT East, didukung oleh pusat pelatihan bersama di lima kota di Jawa. Inovasi juga menjadi perhatian utama, ditandai dengan peluncuran teknologi Wi-Fi 7 dan XGS-PON pertama di Indonesia yang mampu memberikan kecepatan hingga 2 Gbps.
Shannedy menutup dengan menyampaikan tujuan jangka panjang perusahaan. “Tujuan jangka panjang kami adalah mencapai 5 juta Home Connects per tahun mulai 2026, didukung oleh kolaborasi strategis dengan mitra teknologi dan infrastruktur kami.”
Langkah strategis Surge ini menunjukkan bagaimana sinergi lintas industri menjadi kunci digitalisasi Indonesia. Kolaborasi dengan berbagai pemain global dan lokal, mulai dari vendor perangkat hingga penyedia infrastruktur menara, menciptakan ekosistem yang kuat untuk mendorong penetrasi broadband. Perkembangan ini juga terjadi di tengah dinamika global yang mempengaruhi transformasi digital.
Dengan strategi yang komprehensif dan ekosistem yang telah disiapkan, langkah Surge di pasar fixed broadband Indonesia diprediksi akan menciptakan persaingan yang lebih sehat dan memperluas akses internet berkualitas bagi masyarakat.
Inisiatif ini sejalan dengan tren industri yang semakin mengedepankan solusi nirkabel berkecepatan tinggi. (Icha)