Telko.id – Smartfren Telecom mencatatkan pertumbuhan pendapatan usahanya sebesar 28% dari 3,637 Triliun di tahun 2016 menjadi 4,668 Triliun pada 2017. Di tahun 2018, Smartfren berharap tetap mencatatkan pertumbuhan dua digit, tetapi dalam rentang 10%—19%.
Ada beberapa hal yang membuat operator ini tetap optimis. “Kami merupakan operator 4G LTE yang terluas di Indonesia, karena kami tidak memiliki jaringan diteknologi lainnya. Hanya 4G LTE saja,” ujar Merza Fachys, Presiden Direktur Smartfren Telecom menjelaskan usai Public Expose, Jakarta (30/05).
Walaupun ada program registrasi prabayar yang membuat operator ini kehilangan pelanggan yang cukup banyak yakni dari 11,5 juta pelanggan di akhir 2017 hingga Mei 2018 menjadi hanya 7 juta pelanggan saja, Merza tetap optimis akan mampu menambah jumlah pelanggan hingga akhir tahun menjadi 15 juta.
Upaya yang akan dilakukan Smartfren Telecom adalah dengan melakukan penguatan jaringan di 200 kota yang saat ini sudah ada jaringan 4G LTE miliknya. “Tahun 2018 ini akan diperkuat lagi jaringan yang ada di 200 kota. Belum akan memperluas jangkauan nya dulu karena di kota yang sudah ada jaringan Smartfren masih perlu ditingkatkan lagi. Karena, masyarakat tidak mengenal kecepatan akses internet seberapa cepat, tetapi lebih pada kestabilan akses itu sendiri,” ujar Merza menambahkan.
Itu sebabnya, Smartfren akan menambah jumlah BTS miliknya. Dari 14.795 BTS akan ditambah lagi hingga diakhir tahun akan mencapai 20.000 BTS. Investasi yang dipersiapkan untuk pembangunan tersebut sebesar US$200 juta. Dana tersebut akan berasal dari kas internal 15%, sedangkan sisanya dari pinjaman perbankan.
Sebagai informasi, tahun 2016 lalu, Smartfren mengeluarkan dana untuk pembangunan BTS ini hingga US$300 juta.
Seiring dengan memperkuat kualitas jaringannya, Smartfren juga akan terus memberikan program Unlimited Internet pada pelanggannya. “Saat ini untuk menambah jumlah pelanggan tidak mudah lagi. Kita harus mengakusisi pelanggan dari operator lain. Jadi perlu adanya program paket unlimited dengan harga terjangkau sehingga masyarakat pun tertarik menggunakan layanan Smartfren,” ujar Djoko Tata Ibrahim, Direktur Smartfren Telecom menjelaskan.
Selain itu, Andromax, device keluaran dari Smartfren juga akan tetap dipertahankan untuk menyasar konsumen kelas menengah bawah. Operator ini juga akan giat melakukan kerjasama bundling dengan produsen smartphone lainnya seperti Samsung yang memiliki pangsa pasar 49% atau merek lainnya dalam program Open Market Handset. Harapannya, target jumlah pelanggan pun hingga akhir tahun dapat tercapai. (Icha)