Telko.id – Sinyal 4G merata di seluruh Desa dan Kelurahan tahun 2022. Ini Hasil pertemuan operator telekomunikasi dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, Rabu (17/11/2020). Hal tersebut adalah untuk memperkecil disparitas infrastruktur antarwilayah seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang telah disahkan.
“Perbaikan dalam rangka efisiensi pembangunan infrastruktur di Indonesia sebagaimana amanat undang-undang yang baru, yang diatur di undang-undang omnibus atau Undang-Undang Cipta kerja itu perlu dibicarakan dan implementasikan dengan baik, secara bersama-sama antara regulator pemerintah dan operator seluler,” tegasnya dalam Konferensi Pers di Press Room Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Selasa (17/11/2020).
“Hari ini agenda pertemuan yang telah berlangsung sejak pagi membahas evaluasi perjalanan 10 tahun industri telekomunikasi. Pertemuan juga membahas pembangunan infrastruktur TIK (4G) oleh Kementerian Kominfo dan operator seluler di 12.548 desa dan kelurahan sampai dengan tahun 2022,” jelasnya.
Pembahasan dengan operator seluler menurutnya dibutuhkan agar penggelaran infrastruktur TIK bisa berlangsung efisien dan dapat dikerjakan bersama. “Yang memungkinkan efisiensi pergelaran infrastruktur TIK secara nasional. Ini tujuannya satu adalah untuk memperkecil disparitas infrastruktur antarwilayah dan pemanfaatan kecepatan internet yang lebih merata untuk seluruh wilayah tanah air,” tegasnya.
Berkaitan dengan penyelesaian penggelaran infrastruktur telekomunikasi agar tersedia sinyal 4G di 12.548 desa dan kelurahan, Kementerian Kominfo melalui BLU BAKTI Kominfo akan menyelesaikan pembangunan akses sinyal 4G di 9.113 desa dan kelurahan yang berada di daerah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T).
“Kami juga mendiskusikan bagaimana untuk menyelesaikan penggelaran agar tersedia sinyal 4G di 12.548 seluruh desa dan kelurahan. BAKTI Kominfo akan menyelesaikan pembangunan 9.113 desa dan kelurahan,” ungkapnya.
Mengenai akses yang dibangun BAKTI Kementerian Kominfo, Johnny menyatakan tahun 2020 dibangun akses telekomunikasi di 1.200 desa dan kelurahan. Tahun 2021 di 4.200 desa dan kelurahan. Dan tahun 2022 3.704 desa dan kelurahan.
“Sehingga seluruhnya 9.113 desa dan kelurahan itu bisa selesai dibangun pada tahun 2022 nanti. Atau dengan kata lain menghasilkan sinyal 4G di wilayah pada Tahun 2022,” jelasnya.
Pada saat bersamaan, pimpinan dan eksekutif operator seluler telah memberikan komitmen untuk menyelesaikan pembangunan di 3.435 desa dan kelurahan wilayah non-3T untuk menghadirkan sinyal 4G. “Dengan demikian kita bersama-sama harapkan Kominfo dan operator seluler akan menghadirkan sinyal 4G di seluruh desa dan kelurahan di Indonesia pada tahun 2022 nanti,” tegasnya.
Johnny juga menyebutkan bahwa pihaknya juga membahas rencana phased out jaringan 3G dan upgrade ke 4G. Target pembahasan agar sinyal 4G di Indonesia jadi lebih luas dengan kecepatan bandwith yang lebih memadai. “Kami juga membicarakan bersama-sama ya tadi rencana untuk upgrade 3G ke 4G yang nanti akan diatur lebih lanjut,” ungkapnya.
Kembangkan Industri Telekomunikasi
Dalam pertemuan tersebut, Johnny juga menyatakan, tentang evaluasi 10 tahun pemanfaatan lisensi layanan seluler di Indonesia. “Bulan ini adalah bulan terakhir dari 10 tahun perjalanan operator seluler di Indonesia. Tahap pertama lisensi yang diberikan berakhir tahun ini. Ada banyak hal-hal baik hal-hal positif yang dilakukan dan ada banyak juga evaluasi untuk perbaikan,” jelasnya.
Menurutnya, pihaknya dan Kementerian Kominfo mendiskusikan potensi pengembangan industri telekomunikasi di Indonesia. Menurut Menteri Kominfo, pembahasan mempertimbangkan akselerasi transformasi digital sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
“Telekomunikasi menjadi tulang punggung pembangunan berbagai sektor di dunia termasuk di Indonesia. Dalam hal ini juga memperhatikan pengembangan teknologi teknologi-teknologi baru yang akan datang termasuk didalamnya pemanfaatan spectrum sharing untuk teknologi baru,” jelasnya.
Menurutnya hal itu menjadi tantangan tersendiri dalam pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia.
“Diantaranya adalah mengevaluasi bagaimana efisiensi untuk membangun TIK di Indonesia. Kita sama-sama mengetahui bahwa Indonesia negara yang wilayahnya sangat luas. Terdiri dari pulau, daratan dan laut. Ada 17 ribu pulau dengan tantangan topografi yang luar biasa jadi tantangan dalam pembangunan TIK,” jelasnya.
Johnny berharap perpanjangan lisensi 10 tahun kedua, khususnya dalam penggunaan pita frekuensi 800MHz, 900MHz, dan 1800 MHz akan mendorong operator telekomunikasi seluler lebih aktif dan progresif dalam membangun industri telekomunikasi nasional.
Destinasi Wisata Super Prioritas
Bersama operator layanan seluler, BAKTI Kementerian Kominfo mengambil bagian aktif dalam penyediaan infrastruktur dengan sinyal dan bandwith yang lebih memadai di lima destinasi wisata super prioritas, yaitu Labuan Bajo, Mandalika, Likupang, Danau Toba, dan Borobudur.
“Termasuk Mandalika dan Labuan Bajo yang akan menggelar kegiatan kegiatan internasional, tahun depan MotoGP di Mandalika dan G-20 Summit tahun 2023 di Labuan Bajo,” ujar Johnny.
Menurutnya, operator seluler telah memberikan komitmen meningkatkan penggelaran infrastruktur TIK berupa BTS di destinasi wisata super prioritas tersebut. “Termasuk wilayah hinterland atau penunjang yang dikategorikan sebagai wilayah 3T akan terus dibangun dan diselesaikan oleh BAKTI Kominfo,” paparnya.
Selain itu, pada tahun 2020 ini seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia akan dilengkapi dengan layanan sinyal 4G. “Di kuartal keempat tahun 2020 ini, BAKTI Kominfo membangun sebanyak 3.126 sinyal 4G untuk mendukung fasilitas pelayanan kesehatan,” tambahnya. (Icha)