Telko.id – Pasifik Satelit Nusantara (PSN) hari ini berhasil meluncurkan satelit komunikasi broadband Nusantara 1 pada 08.45 WIB, Jumat (22/2). Nusantara 1 merupakan satelit pertama Indonesia dengan teknologi High Throughput Satellite (HTS).
“Semalam pada 21 Februari pukul 20.45 waktu Florida atau pukul 08.45 WIB, satelit Nusantara telah berhasil diluncurkan dari Cape Carnaveral,” kata Direktur Jaringan PSN Heru Dwikartono saat acara konferensi pers di Kantor PSN, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (22/2).
PSN meluncurkan satelit nya di Cape Canaveral, Amerika Serikat menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX. Diharapkan Nusantara 1 ini dapat menuju slot orbit 146 derajat Bujur Timur tepat di atas Papua seperti yang direncanakan. Setidaknya, dalam proyeksinya, Nusantara 1 ini akan sampai pada orbitnya dalam waktu dua minggu.
Sesampainya di orbit yang telah ditentukan, satelit akan melakukan in orbit test . Satelit akan melakukan uji coba selama kurang lebih tiga minggu sebelum beroperasi untuk memancarkan sinar broadband.
“Kondisi di luar angkasa itu ekstrem, jadi kami lakukan tes untuk lihat apakah fungsi satelit di luar angkasa sama dengan sebelum diberangkatkan,” kata Heru.
Sebagai informasi, satelit HTS ini yang dapat memberikan layanan internet broadband dengan kapasitas lebih besar sampai dengan 15 Gbps atau sekitar tiga kali lipat kapasitas satelit konvensional.
Kapasitasnya sendiri sebanyak 26 transponder C-band dan 12 transponder Extended C-band serta 8 spot beam Ku-band.
Cakupan C-band dan Extended C-band satelit tersebut meliputi wilayah Asia Tenggara. Sementara untuk Ku-Band meliputi seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari delapan Spot Beam pada sistem HTS.
Heru mengatakan satelit ini diproduksi oleh Space System Loral (SSL) ini menggunakan platform SSL-1300-140 yang sanggup mengorbit selama lebih dari 15 tahun. Satelit ini memiliki berat ketika peluncuran mencapai 4.100 kilogram.
Awalnya, PSN memilih Boeing untuk membangun Nusantara Satu pada tahun 2014, tetapi membatalkan kesepakatan setelah Boeing tidak dapat memasangkan satelit dengan pelanggan lain untuk peluncuran ganda Falcon 9. Yang kemudian terpaksa beralih kontrak ke Space Systems Loral (SSL) pada tahun 2014.
Lalu, PSN pun harus mencari pendanaan baru karena pada waktu itu batas waktu piagam Bank Eksport-import berakhir pada 2015. Yang kemudian, PSN mencari lagi sumber dana dan beralih ke Ekspor Pengembangan Kanada untuk menyelesaikan pembiayaan Nusantara Satu – dibantu oleh fakta bahwa MDA Corp, perusahaan induk SSL pada saat itu, berbasis di Kanada –tetapi dengan syarat satelit harus bisa diluncurkan dalam waktu satu tahun.
Kondisi ini sempat membuat tidak happy, Adi Rahman Adiwoso, CEO PSN. Seperti yang diungkapkan ketika wawancara dengan spacenews beberapa waktu lalu.
“Kami sudah bekerja selama 9 bulan sebelum akhirnya mereka tutup. Tentu kami tidak senang. Kami menghabiskan uang, waktu dan tenaga,” ungkap Adi.
Peluncuran satelit Nusantara 1 ini tergolong efisien. Kenapa? Pasalnya, SSL bersamaan dengan Nusantara 1 juga ada dua satelit lain yang diluncurkan.
“SSL dapat mengimbangi biaya peluncuran dengan bekerja sama dengan Spaceflight Inc. Di mana bersamaan dengan Nusantara 1ada dua rideshare yang akan diluncurkan,” ujar David Bernstein, wakil presiden senior manajemen program SSL seperti dikutip dari spacenews.
Bernstein juga mengatakan bahwa Nusantara Satu dibangun dalam 26-27 bulan, dan tidak mengalami kemunduran dari PHK SSL pada 2017 dan 2018, atau dari komponen pihak ketiga yang rusak ditemukan di satelit lain yang sedang dibangun.
Berdasarkan pengakuan Adiwoso, 70 hingga 75 persen dari kapasitas Nusantara Satu sudah terjual. Pemerintah Indonesia sendiri akan menggunakan setengah dari kapasitas satelit.
Saat ini, Adiwoso menyebutkan bahwa PSN telah meluncurkan hotspot Wi-Fi di 3.000 desa di seluruh Indonesia, membawa akses internet dalam jangkauan sekitar 1,5 juta orang.
Begitu Nusantara Satu memasuki layanan pada bulan April, PSN akan menggunakan satelit untuk menjangkau 10.000 desa lainnya, membawa konektivitas dalam jangkauan 5 juta orang pada akhir tahun, katanya.
Adiwoso memperkirakan perusahaan harus dapat menghubungkan 12 juta hingga 13 juta orang pada akhir tahun 2020, ketika Nusantara Satu- sudah berada di orbit.
Ke depan, Adiwoso mengatakan PSN bersedia untuk mengeksplorasi penggunaan Ka-band, frekuensi yang sering digunakan untuk broadband tetapi lebih sensitif terhadap cuaca buruk.
Rencanya, PSN akan kembali meluncurkan Satelit Nusantara Dua dan Tiga, masing-masing pada tahun 2020 dan 2022. (Icha)