Telko.id – Direktur Utama Smartfren, Merza Fachys mengaku bahwa Network Sharing merupakan kebutuhan dari para operator dan Pemerintah untuk mencapai efisiensi di industri teleomunikasi Indonesia. pada acara media update yang diselenggrakan oleh Smartfren di Jakarta (25/1), Merzha mengungkapkan dukungan Smartfren terhadap solusi efisiensi yang sedang digalakkan oleh Pemerintah ini. Ia menyebut, ” Network Sharing akan menjadikan Investasi menjadi lebih efisien dan tentunya dengan investasi yang lebih efisien akan berpengaruh pada tarif yang akan di bebankan kepada pengguna,”
Senada dengan Merza, Munir, VP Special Project Network, juga mengatakan bahwa Smartfren mendukung rencana pemerintah untuk mendorong para operator dalam melakukan Network Sharing. “Smartfren sangat mendukung dan antusias untuk ikut network sharing,” ucapnya kepada tim Telko.id pada sesi doorstop.
Munir menambahkan, solusi ini akan membuat biaya investasi menjadi lebih efisien. Karena itulah, dia menjelaskan bahwa apapun format dari kerja sama Network Sharing, maka akan mereka ikuti. “Kalau menguntungkan semua pihak, apa salahnya?” katanya.
Munir juga menyebutkan, teknologi yang ada saat ini telah siap untuk melakukan Network Sharing. Dia juga meyakinkan bahwa jika Network Sharing dilakukan, tidak akan ada masalah interverensi sinyal. Ia berujar, bahwa satu-satunya syarat untuk melakukan kerja sama berupa Network Sharing saat ini adalah persetujuan antara dua perusahaan untuk melakukan Network Sharing. Setelah persetujuan untuk bekerja sama dicapai, dia mengatakan, hanya diperlukan waktu paling lama 6 bulan untuk melakukan Network Sharing, tentunya jangka waktu tersebut akan terlaksana apabila teknologi dari kedua operator sama.
Sekedar Informasi, saat ini Smartfren telah mengadakan pembicaraan dengan beberapa operator lain, walaupun pembicaraan tersebut masih bersifat non-formal. Di Indonesia sediri saat ini sudah ada dua operator yang menyelenggarakan Network Sharing, yakni Indosat Ooredoo dan juga XL Axiata yang mengumumkan kerjasama jaringan untuk 4G LTE melalui MORAN (Multi Operator Radio Access Network).
Munir juga menambahkan, yang menentukan terlaksananya Network Sharing bukanlah pada jenis jaringan TDD atau FDD melainkan pada teknologi yang digunakan.
“Yang menentukan adalah teknologi dan gak masalah mau TDD ataupun FDD, yang penting teknologi nya mendukung dan tinggal kesepakatan dengan operator,” ucapnya.
Sejatinya, terdapat sebuah kekhawatiran jika para operator melakukan Network Sharing, maka suatu ketika sebuah BTS mengalami gangguan, pengguna yang menggunakan jasa operator dengan BTS tersebut juga akan mengalami masalah dan tidak dapat terhubung ke jaringan. Meskipun begitu, Munir mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir akan hal ini.
Dia menjelaskan, dalam sebuah daerah, biasanya BTS yang terpasang tidak hanya ada satu. Di sekitar BTS tersebut masih akan ada BTS-BTS yang lain. “Jadi, kalaupun satu BTS mati, pelanggan akan tetap dapat terhubung ke jaringan, meski mungkin kualitasnya sedikit berkurang,” ujar Munir.
Seperti diketahui, Menkominfo Rudiantara mengatakan bahwa pemerintah ingin meningkatkan efisiensi pada industri telekomunikasi dengan mendorong para operator untuk bekerja sama dan melakukan network sharing. Namun, Telkomsel yang notabene adalah Operator terbesar di Indonesia mengungkapkan Network Sharing dapat menurunkan kualitas layanan ke pelanggan.
Seperti yang disebutkan diatas, Smartfren sangat mendukung upaya Pemerintah dalam rangka efisiensi ini. Jika ini terwujud, bukan tidak mungkin percepatan pita lebar nasional akan lebih cepat dan dana efisiensi dari Network Sharing dapat digunakan oleh para operator untuk membangun banyak BTS di daerah yang rural dan sulit terjangkau internet.