spot_img
Latest Phone

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Oppo Reno11 Pro (China)

Oppo Reno11 (China)

ARTIKEL TERKAIT

Merger XL Axiata dan Smartfren Diharapkan Selesai Akhir Tahun

Telko.id – Axiata Group Bhd berharap rencana merger antara anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya di Indonesia, PT XL Axiata Tbk dan PT Smartfren Telecom Tbk, anak perusahaan PT Sinar Mas, dapat diselesaikan pada akhir tahun ini.

CEO dan direktur pelaksana grup, Vivek Sood, mengatakan bahwa berdasarkan pengalaman masa lalu, grup tersebut optimis mengenai jangka waktunya, namun pelaksanaan merger biasanya memakan waktu karena kedua belah pihak perlu mengetahui lebih banyak tentang mitra masa depan mereka.

“Kami masih harus bekerja sama dengan pihak lain lebih detail dalam hal struktur kerja, proposisi nilai kerja, sinergi dan lain-lain. Itu fase yang sedang kami lalui, termasuk due diligence mempersiapkan struktur organisasi,” ungkap Vivek, seperti dikutip dari thestar.

“Seiring dengan perkembangannya, kami hampir menandatangani perjanjian definitif mengenai transaksi tersebut. Kami akan memberikan rincian lebih lanjut (dalam waktu dekat),” katanya kepada wartawan setelah rapat umum tahunan (RUPST) ke-32 kelompok tersebut di sini hari ini,” ujar nya menambahkan.

Baca juga : PDKT Smartfren dan XL Axiata Semakin Serius, Akankah Berakhir Merger?

Vivek juga mengatakan Axiata terus melanjutkan transformasi struktural di Indonesia, mempercepat transformasi XL Axiata menjadi ServeCo yang terkonvergensi dan Link Net menjadi FibreCo yang murni, dan memanfaatkan sinergi antara kedua operasi tersebut.

Baru-baru ini, grup tersebut telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) tidak mengikat dengan PT Sinar Mas untuk saling menjajaki rencana merger XL Axiata dan Smartfren Telecom untuk membentuk entitas baru (MergeCo).

XL Axiata adalah aset terbesar Axiata dalam portofolionya di Indonesia dan merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar ketiga di negara ini dengan 58 juta pelanggan.

Usulan penggabungan XL Axiata dan Smartfren diharapkan dapat menyatukan gabungan skala, kompetensi, keuangan dan keahlian telekomunikasi yang mendalam dari Axiata serta skala lokal dan pengetahuan pasar Sinar Mas untuk menghasilkan nilai yang signifikan, katanya dalam sebuah pernyataan. Tujuannya untuk menciptakan penyedia layanan telekomunikasi yang lebih kuat di Indonesia.

Sementara itu, dipandu oleh “5 strategi portofolio dan 5 prioritas strategis” Axiata, Vivek mengatakan Axiata siap untuk memperkuat portofolionya, membuka nilai dan meraih peluang baru untuk mendorong keseimbangan antara pertumbuhan bisnis berkelanjutan dan profitabilitas dengan tujuan memberikan dividen berkelanjutan kepada pemegang sahamnya.

“Axiata dengan cepat menerapkan strategi kami melalui serangkaian latihan korporasi pada tahun finansial yang berakhir pada 31 Desember 2023 (FY2023) dan berlanjut hingga FY2024. Perusahaan asosiasi utama kami, CelcomDigi, menyelesaikan tahun penuh pertamanya sebagai perusahaan hasil merger dan mencapai hasil yang diharapkan. memproyeksikan sinergi merger, memberikan kontribusi laba RM530,6 juta untuk FY2023.

“Fokusnya sekarang adalah mempercepat sinergi dari biaya pasca integrasi dan memanfaatkan manfaat konsolidasi pasar dan kepemimpinan pasar kami,” katanya.

Di pasar terdepannya, Vivek mengatakan Axiata telah memimpin konsolidasi industri di Sri Lanka, dengan perusahaan operasinya (OpCo), Dialog, mengakuisisi 100 persen saham pesaingnya yang lebih kecil, Airtel Lanka.

Pasca integrasi, katanya Dialog diharapkan menghasilkan pertumbuhan topline yang lebih tinggi, memperluas margin dan meningkatkan profitabilitas, dengan peluang untuk mendapatkan dividen yang lebih tinggi, sehingga menghasilkan pengembalian nilai yang lebih tinggi kepada pemegang saham.

“Pada kuartal keempat tahun 2023, kami juga menyelesaikan keluarnya kami dari Nepal melalui penjualan OpCo lokal kami, Ncell, di tengah lingkungan operasi yang semakin menantang,” ujarnya.

Dalam bisnis infrastruktur, Vivek mengatakan EDOTCO melakukan ekspansi di Filipina dengan mengakuisisi 2.710 menara dari PLDT dan juga berhasil membiayai kembali utang jangka pendek sebesar US$700 juta dengan pinjaman jangka panjang.

EDOTCO juga menandatangani perjanjian pembelian saham untuk menjual operasinya di Myanmar pada April 2024.

“Seiring dengan fokus kami pada penciptaan nilai bagi pemegang saham kami, prioritas kami adalah terus memanfaatkan peluang yang diciptakan melalui portofolio dan strategi bisnis 5-by-5 ​​serta mengembangkan portofolio pertumbuhan dan profitabilitas yang seimbang,” tambahnya. (Icha)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU