Telko.id – Proses merger Smartfren dan XL Axiata yang saat ini sedang berlangsung due diligence, sebagai tahap awal tidak akan terpengaruh dengan hadirnya Starlink ke pasar ritel internet Indonesia.
Padahal, kehadiran starlink ini membuat banyak pihak yang gelisah, karena akan mempengaruhi industry telekomunikasi secara keseluruhan di Indonesia.
“Merger jalan terus bahwa evaluasi go or no go-nya kan kita belum tahu. Tapi, evaluasi due diligence ini jalan terus,” ujar Merza Fachys, Presiden Direktur Smartfren, Jumat (7/6/2024).
Sebagai informasi, para pemegang saham Smartfren dan XL Axiata, yakni PT Wahana Inti Nusantara, PT Global Nusa Data dan PT Bali Media Telekomunikasi (Sinar Mas) dan Axiata Group Berhad (Axiata), sepakat untuk memasuki babak baru rencana merger atau penggabungan kedua anak perusahaannya.
Baca juga : Merger XL Axiata dan Smartfren Diharapkan Selesai Akhir Tahun
Adapun kedua para pemegang saham Smartfren dan XL Axiata itu sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) yang bersifat tidak mengikat, pada Rabu (15/5).
“Soal merger itu prosesnya panjang. Ini sudah ditandatangani MoU, mereka pemegang sepakat untuk mulai melakukan penjajakan menuju konsolidasi atau penggabungan. Nah, ini due diligence ini masih berlangsung, jadi belum ada satu kesimpulan,” tuturnya.
Merza tidak mengungkapkan secara rinci kapan penjajakan merger ini berakhir.
“Mari kita tunggu sampai mereka sudah betul-betul menyatakan bahwa due diligence ini sudah siap dan cukup, masing-masing ketemu lagi untuk melakukan perundingan lebih lanjut. Masih di situ prosesnya, belum macem-macem, wah gimana nanti strukturnya, siapa mayoritas, belum sampai situ,” pungkas Merza.
Namun, Axiata Group Bhd berharap rencana merger antara anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya di Indonesia, PT XL Axiata Tbk dan PT Smartfren Telecom Tbk, anak perusahaan PT Sinar Mas, dapat diselesaikan pada akhir tahun ini.
Hal itu sempat disampaikan oleh CEO dan direktur pelaksana grup Axiata Group Bhd, Vivek Sood beberapa waktu lalu. (Icha)