Telko.id – ZTE telah mengumumkan bahwa China Mobile telah resmi memulai komersialisasi jaringan untuk layanan Rich Communication Suite (RCS), dan mengklaim menjadi pemilik jaringan NFV IMS terbesar di dunia saat ini.
Sebagai mitra strategis, ZTE bekerja bersama tim di China Mobile untuk mengembangkan proyek RCS berdasarkan Virtual IP multimedia subsystem (VIMS). Proyek ini awalnya dilaporkan pada tahun lalu oleh China Mobile yang tampaknya mencari peluang untuk memerangi ancaman OTT yang meningkat, terutama meningkatnya popularitas WeChat di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Dilaporkan Telecoms (7/6), RCS milik ZTE memusatkan layanan sistem komunikasi untuk mendefinisi ulang layanan komunikasi dasar yang memungkinkan China Mobile dapat membangun layanan panggilan, pesan dan kontak service.
Gong Dehua, VP dari lini produk Core network ZTE mengungkapkan, “Hal ini juga memungkinkan peningkatan pengalaman suara dan layanan pesan tradisional, mewujudkan platform layanan informasi baru dengan membuka kapabilitas dan saluran,” ungkapnya.
Setelah menjalankan berbagai uji coba antara 550.000 karyawan, China Mobile berani mengklaim bahwa kapasitas awal yang direncanakan berada di angka 100 juta pelanggan, dan mendukung layanan RCS termasuk pesan multimedia, network voice calling, panggilan video dan kemampuan pengalamatan. Sebagai perbandingan, WeChat diperkirakan memiliki hampir 700 juta pengguna (jika berkaca pada Q4 2015), menghasilkan pendapatan melalui Moments iklan, iklan berdasarkan lokasi dan kerjasama brand. Pemilik WeChat yakni Tencent baru-baru ini melaporkan pendapatan tahunan berada diangka USD 15,8 miliar, atau meningkat 30% dari periode sebelumnya. Bisa dibayangkan, jika RCS yang dimiliki oleh China Mobile ini berjalan mulus, maka mereka akan memperoleh pendapatan lebih dari layanan itu, sekaligus dapat memperkecil pendapatan dari WeChat itu sendiri.
Sekadar informasi, China Mobile telah lama melakukan upaya untuk bersaing dengan OTT, setelah menjadi salah satu yang pertama dalam memanfaatkan platform seperti layanan Fetion SMS berbasis internet miliknya. Ketika layanan ini yang awalnya menjadi populer, platform yang lebih kecil dan lebih gesit seperti WeChat dan Youku mampu menciptakan penawaran yang lebih fleksibel untuk penyedia konten dan platform yang lebih relevan bagi pengguna. Fetion akhirnya pensiun setelah jumlah pengguna mereka menurun pada 30 Juni lalu.
Diharapkan, hadirnya RCS ini dapat menjadi pesaing kuat bahkan ‘membunuh’ para OTT yang hadir di China, sekaligus dapat menumbuhkan pemasukan baru mereka.
Mungkin strategi seperti ini dapat diadopsi oleh operator-operator di Indonesia, untuk setidaknya menghentikan dominasi OTT asing, sembari menunggu sepak terjang dari OTT lokal yang masih menjadi minoritas.