Telko.id – Di tengah pesatnya pertumbuhan ekosistem startup di Indonesia, ketimpangan akses pendanaan antara pelaku usaha laki-laki dan perempuan masih menjadi tantangan besar.
Data dari SheHacks Impact Report mencatat bahwa hanya 14% startup yang dipimpin oleh perempuan berhasil memperoleh pendanaan dari venture capital—angka yang belum sebanding dengan potensi besar kontribusi perempuan terhadap perekonomian nasional.
Menurut International Finance Corporation (IFC), sekitar 70% UMKM milik perempuan di Indonesia mengalami kesenjangan pembiayaan.
Sementara itu, McKinsey melaporkan bahwa hanya 11% posisi kepemimpinan di sektor teknologi dipegang oleh perempuan.
Baca juga : SheHacks 2024, Cara Indosat Apresiasi Startup Perempuan Kembangkan Solusi Teknologi

Ketimpangan ini bukan hanya soal akses modal, tetapi juga minimnya kepercayaan investor terhadap kemampuan perempuan sebagai founder.
Namun, SheHacks, program pemberdayaan perempuan berbasis teknologi yang digagas oleh Indosat Ooredoo Hutchison, menunjukkan arah yang berbeda.
Dalam lima tahun terakhir, SheHacks telah memberi wadah bagi lebih dari 34,000 perempuan untuk bertumbuh melalui berbagai program seperti Startup Lab, Ideation Lab, dan Innovate Lab.
Meski skor dampak SheHacks terhadap kemampuan peserta dalam mengakses pendanaan masih tergolong moderat (rata-rata 2,88 dari 5), dampak terhadap pertumbuhan bisnis dan perluasan pasar sangat terasa.
Sebanyak 25% peserta berhasil masuk ke lima pasar baru, dan hampir 80% startup peserta menciptakan lapangan kerja baru. Bahkan, beberapa startup binaan mencatat peningkatan pendapatan hingga tiga kali lipat.
Lebih dari sekadar program pelatihan, SheHacks menghubungkan peserta dengan mentor, investor, hingga peluang validasi internasional.
Pada tahun 2024, lima startup terpilih mendapat kesempatan mengikuti Validation Trip ke Sydney, Australia—sebuah terobosan yang membuka pintu kolaborasi lintas negara dan akses investor global.
“Melalui SheHacks, kami menyadari betapa kuatnya inovasi berbasis komunitas dalam menjawab kebutuhan nyata ibu menyusui.
Inisiatif ASI Camp yang kami jalankan berhasil menjangkau lebih dari 190 ibu dari 50 kota dan 3 negara, serta meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya ASI dari 55% menjadi 89%.
Yang paling membahagiakan, 100% peserta merasa lebih termotivasi untuk memberikan ASI eksklusif.
Perjalanan ini membuktikan bahwa dengan ekosistem yang tepat, sebuah ide sederhana bisa tumbuh menjadi gerakan yang memperkuat kesehatan ibu dan anak sejak dini.” ungkap Vidya Rahma H, CEO & Co- Founder Kutipan untuk DonASI.
Apa yang dilakukan SheHacks menjadi pembuktian bahwa ketimpangan gender dalam pendanaan bukan persoalan kapasitas, melainkan keterbatasan akses dan sistem yang belum inklusif.
Dengan upaya konsisten dan strategi yang tepat, perempuan Indonesia bukan hanya bisa bersaing, namun mereka juga bisa memimpin. (Icha)