Telko.id – Integrasi jaringan Indosat Ooredoo Hutchinso (IOH) masih berlangsung. November ini baru mencapai 63% dari 43 site yang akan diintegrasikan. Ternyata, integrasi jaringan IOH ini merupakan projek besar dan baru pertama kali terjadi di Indonesia.
Ya, karena untuk mengintegrasikan jaringan IOH yang berjumlah 43 site ini bukan lah hal kecil. Apalagi harus dilakukan hanya dalam waktu singkat, hanya 1 tahun saja yang dicanangkan para management IOH yang baru selesai merger antara Indosat Ooredoo dengan Tri Hutchinson Indonesia.
Penasaran kan, kenapa bisa begitu cepat. Ini Rahasia nya!
“Ada tiga strategi yang kami lakukan yakni Wall Room, high performance team dan Global support,” ungkap Muhammad Riduan, SVP Head of Network Deployment Indosat Ooredoo Hutchinson.
Pertama adalah membuat Wall Room. Dimana setiap seluruh requirement yang terlibat dalam projek ini dikumpulkan dalam satu ruangan. Ini dilakukan agar tidak menyulitkan dalam melakukan koordinasi sehingga cepat mengambil keputusan dan dijalankan.
Kedua adalah high performance team. IOH tidak mentolerir jika ada vendor yang menggunakan medium atau low performance dalam tim sumber daya nya. Harus yang high performance. Ini yang membuatm setiap keputusan dapat diambil dengan cepat.
Ketiga adalah adanya global support. Artinya projek ini bukan hanya didukung oleh vendor yang berada di lokal saja, tetapi head quarter juga mendukung. Dengan demikian, akan lebih cepat pengambilan keputusannya.
Penggunaaan teknologi MOCN adalah Multi Operator Core Network juga mempercepat proses integrasi ini. Di mana, teknologi ini yang memungkinkan untuk menggabungkan dari satu radio ke dua core. Jadi dari satu radio, menuju core milik IM3 dan Tri.
Nah, karena projek integrasi jaringan IOH ini mengerjakan 43 ribu site, tentu pengerjaanya juga membutuhkan banyak orang. Setidaknya ada 10 ribu orang yang bekerja setiap hari nya untuk mengerjakannya.
Seperti sesuai tender yang sudah diputuskan managemen IOH, ada tiga vendor yang dipakai yakni Nokia untuk mengerjakan wilayah Sumatera dan Kalimantan. Lalu Jabotabek adalah Ericsson. Kemudian seluruh Jawa dan Bali adalah Huawei. Khusus Surabaya, Jogya dan Semarang dikerjakan oleh Nokia, serta wilayah Sulawesi dan Papua yang mengerjakan adalah Huawei.
Dalam pengerjaannya, Ericsson misalnya, memperkerjakan 400 team. Jika 1 team itu ada 5 orang maka, ada 2 ribu orang yang bekerja di Jabotabek dan hanya untuk MOCN saja. Lalu Nokia itu sekitar 500 tim, jadi ada 2500 orang yang bekerja setiap harinya. Huawei sekitar 500-600 tim, jadi sekitar 2500 sampai 3000 orang. Jadi total ada sekitar 7500 orang yang bekerja untuk integrasi ini. Belum lagi di head office dan lainnya.
“Jadi total yang mengerjakan integrasi jaringan IOH ini ada sekitar 10 ribu orang. Ini bukan bekerja shift, tetapi benar-benar bekerja secara bersamaan. Dimulai dari bulan April 2022 tahun ini. Bahkan saat ini, IOH masih merasakan ada kekurangan orang. Karena projek integrasi belum selesai, projek baru untuk tahun 2023 sudah mulai,” ungkap Riduan.
So, mudah-mudahan harapan pengerjaan integrasi jaringan IOH selesai sampai kuartal 1 2023 mendatang bisa tercapai. (Icha)