spot_img
Latest Phone

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Oppo Reno11 Pro (China)

Oppo Reno11 (China)

ARTIKEL TERKAIT

Tahukah Anda, Indonesia adalah Cikal Bakal 4G?

Telko.id – Mungkin hanya sebagian orang di luar sana, yang tahu bahwa layanan internet super cepat yang saat ini sedang menjadi primadona di hampir seluruh dunia ternyata memiliki hubungan yang sangat dekat dengan negeri kita tercinta, Indonesia. Bukan karena Indonesia adalah negara yang menjadi pengembang dari teknologi ini, melainkan lebih kepada akarnya, dimana orang Indonesia lah yang ternyata menjadi penemunya.

Adalah Dr. Eng. Khoirul Anwar, penemu sekaligus pemilik paten teknologi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) itu. Pria kelahiran Kediri ini menciptakan transmitter yang dewasa ini lebih dikenal dunia dengan sebutan teknologi 4G. Teknologi broadband tersebut menjadi standard internasional ITU, untuk sistem teresterial (di bumi) maupun satelit.

Menariknya,  penemuan teknologi 4G menurut Khoirul ini diadaptasi dari serial kartun Dragon Ball. Ya, sang profesor yang tak selamanya berkutat dengan buku dan penelitian ini diam-diam adalah penggemar kartun dengan jagoan bernama Goku tersebut.

“Ketika Goku menggunakan kekuatan alam yang digabungkan menjadi bola api genki dama, sehingga menghasilkan tenaga yang luar biasa. Itu saya terapkan dalam formula matematika. Dalam teknologi 4G, menarik energi di sekitarnya,” tutur Khoirul.

Khoirul menciptakan teknologi 4G saat masih menempuh studi doktoral di Nara Institute of Science and Technology (NAIST), Jepang. Saat itu, ia merasa gundah dengan adanya masalah power pada Wi-Fi.

Untuk mengatasi hal tersebut, Anwar pun menggunakan algoritma Fast Fourier Transform (FFT) secara berpasangan. Sebuah FFT dipasangkan dengan FFT aslinya dengan harapan bisa menstabilkan power.

Pria yang sangat mengidolakan Albert Einstein ini juga sempat dianggap gila karena menjelaskan teorinya tersebut di Hokkaido, Jepang pada 2015 silam.

Sistem 4G sendiri menyediakan solusi IP yang komprehensif dimana suara, data, dan arus mtimedia dapat sampai kepada pengguna kapan saja dan dimana saja dengan kecepatan rata-rata data lebih tinggi dari generasi sebelumnya.

Bagaimanapun, ada beberapa pendapat yang ditujukan untuk 4G, yakni 4G akan merupakan sistem berbasis IP terintegrasi penuh. Ini akan dicapai setelah teknologi kabel dan nirkabel dapat dikonversikan dan mampu menghasilkan kecepatan 100Mb/detik dan 1Gb/detik baik di dalam maupun di luar ruang dengan kualitas premium dan keamanan tinggi. 4G akan menawarkan segala jenis layanan dengan harga yang terjangkau.

Setiap handset 4G sendiri akan langsung mempunyai nomor IP v6 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi secara online yang berbasis Session Initiation Protocol (SIP).

Sementara semua jenis radio transmisi seperti GSM, TDMA, EDGE, CDMA, 2G, 2.5G akan dapat digunakan dan dapat berintegrasi dengan mudah dengan radio yang dioperasikan tanpa lisensi seperti IEEE 802.11 di frekuensi 2.4 GHz & 5-5.8Ghz, Bluetooth serta selular. Integrasi voice dan data dalam channel yang sama. Integrasi voice dan data aplikasi SIP-enabled.

Meski berprestasi di Jepang, Khoirul nyatanya menyimpan keinginan untuk kembali ke Indonesia. Semangat belajarnya yang tak pernah mati membuatnya terus mengasah kemampuan. Sosok cemerlang ini ingin pulang ke tanah air ketika sudah menjadi salah satu tokoh terkemuka di bidang telekomunikasi.

Penerapan 4G di Indonesia

Sungguh ironis memang, ketika penemu jaringan internet generasi keempat adalah orang Indonesia, negara ini sendiri justru menjadi salah satu negara yang terbilang lama dalam menerapkan teknologi 4G.

Seperti diketahui, Indonesia sendiri mulai menerapkan jaringan 4G pada tahun 2010 silam, ketika Sitra WiMAX yang juga bagian dari Lippo Group dan merek dagang terbaru dari PT. Firstmedia Tbk melayani 4G Wireless Broadband pertama di Indonesia di daerah terpadat dan sekaligus memiliki hak izin BWA termahal, yaitu di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Provinsi Banten, Sumatera Utara, dan Provinsi NAD. Namun teknologi Wimax pun ditinggalkan dan tidak berkembang di sini. Bolt! yang juga anggota dari Lippo Grup menyusul kemudian, dan mulai menyelenggarakan layanan 4G LTE di tahun 2013, meskipun dengan cakupan yang masih terbilang sedikit.

Pada tahun 2014, tiga operator besar di Indonesia mulai mengimplementasikan layanan 4G LTE dan bisa digunakan secara komersial pada kanal frekuensi 900 Mhz, meski dengan cakupan yang masih terbatas.

Barulah di tahun 2015, setelah proses refarming di frekuensi 1800 Mhz, tercatat ada 4 operator penyedia layanan 4G LTE unjuk gigi. Mereka adalah Telkomsel, XL Axiata, Indosat Ooredoo, Huchtison 3, dan Smartfren. Plus, satu penyedia layanan 4G, yaitu Bolt!

Choirul Anwar Juga Menemukan OFDM tanpa Cycling Prefix

OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) merupakan teknik modulasi untuk komunikasi wireless broadband yang tahan melawan frekuensi selective fading dan interferensi narrowband serta efisien menghadapi multi-path delay spread. Untuk mencapai hal tersebut, OFDM membagi aliran data high-rate mejadi aliran rate yang lebih rendah, sebelum kemudian dikirimkan secara bersama pada beberapa sub-carrier. OFDM biasanya memerlukan cyclic prefix (CP) sehingga efek sirkulasi saluran bisa diperoleh.

Dengan equalization berantai atau chained turbo equalization (CHATUE), CP mampu dihilangkan sama sekali namun tidak mengurangi performa dari sistem. CP ini bisa dihilangkan dengan memanfaatkan dan mengumpulkan energi yang tersebar di awal dan di belakang blok data yang sedang diproses.

Sepintas, ini mirip dengan proses pengumpulan energi genki dama pada serial animasi Dragon Ball. Temuan Khoirul Anwar ini kemudian mendapatkan penghargaan Young Scientist Encouragement Award pada Institute of Electrical and Electronics Engineers Vehicular Technology Conference (IEEE VTC) 2010 pada musim dingin yang digelar 16-19 Mei 2010, di Taiwan.

Kini hasil temuan yang telah dipatenkan itu digunakan oleh sebuah perusahaan elektronik besar asal Jepang. Ayah 4 orang anak ini dapat mematahkan anggapan yang awalnya ‘tak mungkin’ di dunia telekomunikasi. Kini sebuah sinyal yang dikirimkan secara nirkabel, tak perlu lagi diperisai oleh guard interval (GI) untuk menjaganya kebal terhadap delay, pantulan, dan interferensi. Turbo equalizer akan membatalkan interferensi sehingga sinyal bisa diterima.

OFDM juga bisa diterapkan Indonesia, terlebih di kota besar yang punya banyak gedung pencakar langit dan daerah pegunungan. Sebab di daerah tersebut biasanya gelombang yang ditransmisikan mengalami pantulan dan penundaan lebih panjang.

Temuan ini telah dipatenkan tahun 2010 lalu dan kemungkinan besar akan dipakai untuk teknologi masa depan yang harus tetap optimal karena tantangan sinkronisasi dalam skema Internet Of Things. [ak/if]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU