Telko.id – Di Indonesia, untuk meningkatkan penggunaan ePayment tidaklah mudah. Banyak kendala yang menghadang. Salah satunya adalah ‘egois’ masing-masing pemilik layanan hingga tidak bekerjasama membangun ekosistem. Padahal, ekosistem tersebut bakal terbantuk dengan cepat dan baik ketika ada kolaborasi diantara para pemain.
“Selain itu, masalah regulasi, beberapa waktu lalu sempat kurang mendukung. Tapi, mudah-mudahan sekarang sudah semakin baik dan akan mendorong ekosistem ePayment ini lebih cepat terbentuk,” ujar Herfini Haryono. Director and Chief Wholesale & Enterprise Officer Indosat menjelaskan.
Herfini juga menambahkan bahwa “Untuk mendorong ekosistem ePayment itu juga dibutuhkan edukasi pada masyarakat dengan lebih agresif lagi. Namun, harus dengan contoh yang memang dekat dan dibutuhkan oleh masyarakat. Jumlah merchant juga harus terus ditambah”.
“Masalah ePayment lain yang juga perlu diperhatikan adalah interopability dan interkoneksi. Ke dua hal ini harus ditingkatkan agar masyarakat juga menjadi lebih nyaman dan aman ketika menggunakan layanan ePayment,” ujar Randy Pangalila, Group Head Mobile Financial Services Indosat Ooredoo menjelaskan.
Di mana, setiap sistem yang berada di ekosistem yang sama mampu bekerjasama dengan baik. Tidak boleh lagi mengedepankan ‘egoisme’, karena hal ini akan menghambat laju pertumbuhan dari ePayment di Indonesia.
Layanan ePayment dari Indosat yakni Dompetku saat ini baru memiliki 3.3 juta nasabah. Dengan transaksi year on year hingga kuartal 3 lalu mencapai Rp.5.5 triliun. Setiap harinya mencapai 800 ribu transaksi.
Sampai saat ini, transaksi yang paling banyak dilakukan adalah yang berkenaan dengan bill payment. Apakah itu membeli pulsa atau membayar tagihan. Ke depan, dengan adanya kerjasama dengan Kartuku yang memiliki Electronic Data Capture atau EDC hingga 29 ribu tersebut maka diharapkan transaksi instore akan lebih meningkat lagi.
“Pada akhir tahun, dengan adanya kerjasama dengan Kartuku maka diharapkan akan mencapai 10 juta nasabah Dompetku,” ujar Randy menambahkan.
Kartuku sendiri hingga akhir tahun 2016 akan terus menambah jumlag mitra. Dengan demikian, layanannya akan semakin luas. Baru pada 2017 mendatang akan menambah jumlah EDC maupun mitra. Pada tahun mendatang juga, Kartuku akan mulai masuk ke aplikasi Android. “Kami akan masuk ke aplikasi Android pada tahun depan karena saat ini masih melakukan uji coba. Kami harus yakin betul bahwa layanan melalui smarftphone tersebut aman dan nyaman,” ujar Victor Indajang, Operational Director Kartuku menjelaskan.
Saat ini, transaksi Kartuku dalam setahun sudah mencapai 600 juta US$ dengan 18 juta transaksi perharinya. Jumlah mitra yang sudah bekerjasama dengan Kartuku ada 500 perusahaan. Baik itu dari perusahaan perbankan maupun lainnya. (Icha)