Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan Garmin Run Indonesia 2025 di ICE BSD, Tangerang. Mengusung tema “From Zero to Hero”, acara ini menegaskan komitmen Garmin untuk menghadirkan pengalaman lari yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Garmin menggandeng Limbah.id sebagai Sustainability Partner untuk memastikan pengelolaan sampah selama acara berjalan efektif dan terukur.
Melalui kolaborasi ini, setiap limbah yang dihasilkan sepanjang rangkaian kegiatan dikelola secara bertanggung jawab dengan tujuan meminimalkan dampak lingkungan dan mendukung prinsip zero to landfill.

Rian Krisna, Marketing Communications Manager Garmin Indonesia, mengatakan,“Di tengah antusiasme acara olahraga, kami ingin menyoroti isu penting: sampah. Kolaborasi dengan Limbah.id, membuat 2025 Garmin Run Indonesia tidak hanya fokus pada pengumpulan sampah, tetapi juga pengelolaan limbah elektronik (e-waste), langkah nyata menuju event olahraga berkelanjutan”.
Baca juga :
- Garmin Run Indonesia 2025 Sukses, 7.000 Peserta Dukung Keberlanjutan
- Garmin Run 2025, Plogging Satukan Olahraga dan Peduli Lingkungan
Menurut Rian, peningkatan volume sampah yang dikumpulkan pelari mencerminkan kesadaran lingkungan yang semakin kuat seiring dengan meningkatnya budaya hidup sehat melalui olahraga.
Carbon Footprint Report 2025 Garmin Run Indonesia
Limbah.id berperan mengumpulkan berbagai jenis sampah sejak event Road to Garmin Run 2025 pada bulan Juni 2025 hingga dimulainya event lari yang diikuti oleh 7.000 peserta pada 14 September 2025.

Berbagai sampah organik dan anorganik seperti botol plastik, kardus, kaleng, dan botol kaca, serta menyiapkan fasilitas pengumpulan sampah elektronik (e-waste) diolah oleh Limbah.id dengan prinsip zero to landfill.
Prinsip zero to landfill yang dipegang Limbah.id berarti, setiap jenis sampah diolah agar tidak berakhir di TPA, melainkan dimanfaatkan kembali melalui proses daur ulang, pengolahan organik, dan pengelolaan khusus untuk sampah residu maupun e-waste.
Selama periode tersebut, Limbah.id berhasil mengumpulkan total sampah sebanyak hampir 3 ton (2.614,82 kg). Semua sampah tersebut diproses di Material Recovery Facility (MRF) milik Limbah.id untuk dipilah dan diolah agar tidak berakhir di TPA.
Plastik menjadi jenis sampah yang paling banyak dikumpulkan dengan bobot mencapai 1.442 kg, disusul dengan kertas (432 kg), sampah residu (455 kg), sampah organik (230 kg), logam (38,4 kg), kaca (9,61 kg) dan e-waste (5,23 kg).

Sampah organik seperti sisa makanan dari area acara diolah menjadi kompos alami yang mampu memperkaya unsur hara tanah.
Sementara sampah yang dapat didaur ulang — termasuk plastik, kertas, logam, dan kaca — dikirim ke fasilitas daur ulang untuk diproses kembali menjadi bahan baku maupun produk baru yang memiliki nilai ekonomi
Untuk jenis sampah yang tidak bisa didaur ulang, Limbah.id mengadopsi teknologi RDF (Refuse Derived Fuel) yang mengolah sampah residu menjadi bahan bakar alternatif bagi industri energi, Pendekatan ini membantu menggantikan sebagian penggunaan batu bara sekaligus menurunkan emisi karbon dari proses produksi energi.
Melalui pengelolaan sampah berkelanjutan dan penerapan sistem zero to landfill, Garmin Run Indonesia 2025 bersama Limbah.id berhasil menekan emisi karbon hingga 29,1% atau setara penghematan 346,08 kgCO₂e.
Sebagai gambaran, emisi karbon sebesar 346,08 kgCO₂e — setara dengan penghematan listrik sekitar 967 kWh atau empat kali perjalanan darat Jakarta–Surabaya. Hasil ini menjadikan Garmin Run 2025 sebagai contoh nyata penyelenggaraan event lari yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Kolaborasi Limbah.id dengan Garmin menunjukkan bahwa pengelolaan sampah yang terencana dapat memberikan dampak nyata terhadap penurunan emisi karbon.
Melalui penerapan sistem zero to landfill, kami ingin membuktikan bahwa keberlanjutan bukan sekadar konsep, melainkan sesuatu yang dapat diterapkan dalam setiap kegiatan, termasuk event olahraga,” ujar Joseph Heru Sanjaya, CEO dan Founder Limbah.id. (Icha)