Telko.id – Masalah TKDN atau Tingkat Kandungan Dalam Negeri yang diwajibkan oleh pemerintah, terutam bagi vendor yang meluncurkan produk 4G, memang baru akan dilaksanakan pada awal 2017 nanti. Namun, para vendor smartphone sudah berlomba-lomba untuk membuat manufaktur sendiri, walapun hanya perakitan, atau berpartner dengan perusahaan manufaktur.
Yotaphone sendiri, ketika meluncurkan Yotaphone 2 ini masih belum memenuhi aturan TKDN tersebut. “Kami masih melakukan identifikasi manufaktur mana yang pas untuk diajak kerjasama karena Yotaphone ini memiliki teknologi yang inovasi dari Rusia sehingga tidak semua manufaktur siap untuk bekerjasama,” ujar Ted Samuel, Wakil Direktur, Maxindo Telemedia Nusantara menjelaskan.
Terlebih yang memiliki wewenang dari pemilihan manufaktur ini adalah pihak principal. Jadi diskusi untuk penentuan dari manufaktur ini juga cukup panjang.
Seperti diketahui, saat ini ada beberapa manufaktur di Indonesia yang siap memproduksi smartphone pesanan dari vendor. Sebut saja PT Haier Electrical Appliaces, LG Innotek, Tridharma Kencana dan Sat Nusapersada.
Sedangkan brand lain, lebih memilih membuat pabrik sendiri ketimbang melakukan kerjasama dengan pihak ketiga. Yotaphone sendiri, ketika ditanya untuk membuat pabrik sendiri masih belum bisa banyak bicara karena ketika siap membuat pabrik maka volume produksi pun harus memenuhi hitung bisnis. “Jadi dalam jangka pendek Yotaphone memiliki untuk melakukan partner dengan manufaktur,” ujar Ted menjelaskan. (Icha)