Telko.id – Digital transformasi adalah sebuah keharusan. Jika tidak maka akan dilibas oleh jaman. Bukan hanya untuk perusahaan saja, tetapi juga untuk pemerintah. Terlebih pemerintah Indonesia belum memiliki data center yang dikelola oleh pusat secara terpadu. Itu sebabnya, Telkomtelstra sangat berminat untuk bisa memperoleh project tersebut.
“Kami berharap dapat mengelola pusat data center pemerintah Indonesia. Dengan kemampuan kami dan seluruh kekuatan Telkom Group, kami yakin bisa mengelola nya dengan baik,” ujar Erik Meijer, Presiden Direktur Telkomtelstra menjelaskan dalam acara buka bersama dengan media di Jakarta (15/06).
Yang diincar oleh Telkomtelstra ini bukan hanya Kementrian atau Pemerintah daerah saja, tetapi seluruh data yang berkenaan dengan pemerintah bisa dikelolanya. “Ini akan jauh lebih efisien ketimbang satu persatu,” ujar Agus F Abdillah, Chief Product and Synergy Officer telkomtelstra.
Agus memberi contoh, misalnya pada bulan Maret – April, itu adalah bulannya pajak. Pasti server pajak akan full akses. Tapi setelah itu, server akan longgar. Lalu begitu masuk ke bulan Juni – Juli, server dapat dipergunakan oleh kementerian pendidikan karena ada pendaftaran masuk sekolah. “Artinya, server yang ada bisa dikelola dengan efektif disesuaikan dengan kebutuhan pemerintah” ujar Agus menjelaskan.
Telkomtelstra sendiri melihat potensi bisnis di Indonesia ini sangat besar. Hanya saja masih banyak kendala yang dihadapinya, terutama untuk pola berpikir para pengusaha. Di mana, masih ada ketakutan dari para pengusaha untuk melakukan transformasi ke arah digital. Itu sebabnya, perusahaan joint venture antara Telkom dan Telstra ini akan gencar melakukan edukasi dan menyakinkan para perusahaan untuk mau melakukan transformasi digital.
“Apalagi, kita bukan sekedar jualan saja, tetapi memberikan end-to-end solution kepada perusahaan sehingga transformasi digital yang dilakukan juga dapat berjalan mulus,” ujar Erik menyakinkan.
Saat ini, Telkomtelstra yang baru terbentuk dua tahun silam sudah memiliki 90 customer, 145 proyek dengan 13,202 site. Sekitar 80% masih menggunakan layanan Manage Network Service karena itulah layanan yang pertama kali Telkomtelstra tawarkan.
Tapi kini dengan sudah memiliki sertificate dari Microsoft, untuk memberikan layanan Microsoft Azure, Telkomtelstra dapat memberikan layanan yang jauh lebih banyak lagi. Terlebih, Telkomtelstra tidak lama lagi akan bisa membawa Microsoft Azure Stack Solution ke Indonesia.
Apalagi, mulai Oktober 2017 ini ada peraturan pemerintah yang mengharuskan perusahaan untuk menyimpan data-data pelanggan, nasabah atau konsumen nya di dalam negeri. Jadi, kondisi ini pun menjadi peluang besar bagi Telkomtelstra. (Icha)