spot_img
Latest Phone

Garmin Venu 4 Resmi Dirilis, Bawa Wellness Adaptif ke Indonesia

Telko.id - Garmin secara resmi meluncurkan Venu 4 di...

Strava Integrasikan Kacamata Oakley Meta Vanguard AI untuk Aktivitas

Telko.id - Strava, aplikasi pendukung gaya hidup aktif dengan...

Garmin Run Indonesia 2025 Sukses, 7.000 Peserta Dukung Keberlanjutan

Telko.id - Garmin Run Indonesia 2025 sukses digelar di...

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

ARTIKEL TERKAIT

Starlink di Indonesia: Kecepatan Turun, Layanan Lebih Stabil

Telko.id – Sudah setahun beroperasi di Indonesia, Starlink, layanan internet berbasis satelit ini menghadirkan akses bagi pelanggan. OpenSignal pun mengungkapkan kinerja perusahaan Elon Musk tersebut selama beroperasi di Indonesia.

Berdasarkan laporan terbaru dari OpenSignal bahwa kecepatan unduh (download) Starlink di Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan masa awal peluncurannya.

Pada 2024, kecepatan unduh internet Starlink dapat mencapai 42 Mbps dan unggah (upload) menyentuh 10,5 Mbps. Namun satu tahun berikutnya kecepatan ini menurun, kecepatan unduh hanya 15,8 Mbps dan unggah hanya 5,4 Mbps.

“Kemacetan telah memangkas kecepatan unduh Starlink hingga hampir dua pertiga dan unggahan hingga hampir setengahnya dalam waktu 12 bulan setelah peluncuran.” OpenSignal dalam laporannya, dikutip Rabu (15/10/2025).

OpenSignal menduga faktor kepadatan pengguna Starlink yang menjadikan internet Starlink di Indonesia mengalami penurunan. Hal itu juga disebut Starlink menghentikan pendaftaran pengguna untuk sementara waktu pada Juli 2025 lalu.

Diungkapkan juga biaya langganan Starlink di Indonesia terbilang tinggi, mulai dari Rp 8 juta hingga Rp 9,4 juta, dimana itu tergantung dari gateway-nya. Jumlah langganan itu sekitar tiga kali lipat dari upah bulanan rata-rata masyarakat Indonesia yang sebesar Rp 3 juta perbulan.

Baca juga:

Meski kecepatannya menurun, OpenSignal mencatat adanya peningkatan pada konsistensi kualitas layanan (quality consistency) dari 24,2% menjadi 30,9%. Artinya, pengguna kini mendapatkan pengalaman yang lebih stabil untuk aktivitas seperti panggilan video, streaming, dan konferensi daring.

Meskipun Starlink menunjukkan tanda-tanga kemajuan yang absolut untuk konsistensi kualtias, OpenSignal menyebutkan ujian sesungguhnya terletak pada perbandinganna dengan alternatif lokal, seperti Fixed Wired Access (FWA), yang telah menjadi bagian penting dari strategi digital Indonesia.

Lebih lanjut, tidak seperti satelit, penyebaran FWA di daerah pedesaan terkendala oleh cakupan, karena populasi yang jarang dan medan yang sulit membuat perluasan menara dan backhaul menjadi mahal.

OpenSignal mengatakan dalam laporan satu tahun Starlink beroperasi di Indonesia dinilai membantu konektivitas di daerah terpencil dan wilayah yang kurang mendapatkan akses internet oleh infrastruktur daratan.

“Namun, ekspansinya juga menghadapi tantangan yang signifikan, mulai dari kemacetan jaringan yang mengikis kinerja, biaya yang tinggi yang membatasi akses dan adopsi, serta tekanan regulasi yang terus berlanjut karena para pembuat kebijakan berusaha menyeimbangkan inovasi dengan keadilan pasar,” sebut OpenSignal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU