Telko.id – Sudah lama, rasanya SPC tidak terdengar meluncurkan produk. Tiba-tiba, diawal ramadhan ini memperkenalkan produk terbarunya yakni SPC P5 Speed. Tablet 7 inchi dengan kemampuan yang heboh tapi harga murah.
“Pasar tablet saat ini masih sangat besar. Tapi tidak dikota besar. Melainkan pinggir-pinggr. Hal ini yang membuat SPC Mobile yakin mampu menarik perhatian konsumen. Pasar mid dan low segmen ini juga yang jadi target kami,” ujar Raymond Tedjokusumo, Chief Operating Officer SPC Mobile.
Ditambah dengan menggandeng Intel dalam proses produksinya, Raymond yakin bahwa produk ini akan dapat diterima dengan baik oleh konsumen. Padahal, banyak konsumen yang memiliki persepsi bahwa produk yang menggunakan Intel adalah mahal. Namun, dengan keluarnya SPC P5 Speed ini maka terbantahkan semuanya.
“Penggunaan Intel Atom X3 pada SPC P5 Speed ini membuat teknologi semakin terjangkau bagi komunitas lokal dan sekaligus menunjukan kolaborasi Intel yang erat dengan salah satu pemimpin lokal vendor,” ujar Harry K. Nugraha, Country Manager Intel Indonesia menjelaskan.
Mengapa SPC mampu memproduksi produk yang lebih terjangkau dibandingkan dengan merek lokal lain? Raymond menyatakan bahwa, harga terjangkau yang ditawarkan oleh SPC Mobile ini dikarenakan SPC sudah memiliki pabrik perakitan di Indonesia. Tepatnya diwilayah Tangerang. “Dengan demikian, kami bisa lebih efisiensi dalam biaya produksi. Di mana, lebih hemat dari sisi pajak, upah, dan biaya lainnya,” ujar Raymond menjelaskan.
Keberadan pabrik yang sudah 2 tahun ini ternyata belum mampu membawa SPC ke posisi teratas. Saat ini, baik di pasar smartphone maupun Tablet, SPC masih berada di posisi 5 besar untuk di kelas merek loka. “Target kami, pada tahun ini mampu mencapai posisi 3 besar,” ujar Raymond optimis.
Raymond mengaku bahwa tahun ini SPC baru menguasai pasar tablet atau phablet sebesar 5% dari total pasar yang berkisar antara 4 juta hingga 5 juta setahun. Atau sekitar 200 ribu hingga 250 ribu produk SPC yang terjual. Padahal, untuk kapasitas produksi pabrik yang dimiliki adalah 500 ribu unit tiap bulannya. Baik untuk smartphone maupun untuk phablet. “Jadi memang target kami ini sangat moderate, “tutur Raymond menjelaskan. (Icha)