Telko.id, Jakarta – Xiaomi mengaku mendapat pelajaran berharga dari perusahaan teknologi pesaing dalam mengembangkan bisnis. Managing Director Xiaomi India, Manu Kumar Jain, mengklaim belajar dari Samsung dan Vivo.
Strategi Xiaomi membangun jaringan retail offline belajar dari dua senior itu. Xiaomi lama hanya mengandalkan pemasaran smartphone di jalur online. Saat ini, di India dan beberapa negara lain, Xiaomi makin giat mendirikan toko fisik.
“Pada awalnya berat. Kami kurang bisa menjual smartphone secara offline dalam enam bulan pertama. Kami kemudian belajar dari brand lain seperti Samsung dan Vivo dalam mengembangkan kehadiran offline kami,” jelasnya.
{Baca juga: Salut! Bos Xiaomi Donasikan Bonus Rp 13,6 Miliar untuk Amal}
Ekpansi offline itu turut membantu Xiaomi menyalip Samsung sebagai vendor ponsel terbesar di India. Samsung pun tak tinggal diam dan menyerang balik dengan seri baru Galaxy M serta Galaxy A yang diklaim laris manis.
Dilansir NDTV, Manu menyatakan bahwa Xiaomi punya target mendirikan sampai 10.000 toko offline di India. Mereka juga berambisi meraih sampai 50 persen market share di negeri itu pada akhir tahun 2019.
{Baca juga: Siap-siap, Xiaomi akan Serbu Pasar Eropa dan Indonesia}
Namun demikian, berjualan secara offline punya konsekuensi berbiaya lebih tinggi ketimbang online. Namun, Xiaomi yakin biaya menjalankan bisnis offline termasuk yang terendah. “Kami hanya punya satu level distribusi,” klaim Manu. [BA/HBS]
Sumber: NDTV