spot_img
Latest Phone

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Oppo Reno11 Pro (China)

Tecno Spark 20

ARTIKEL TERKAIT

Setelah Singapura, Hong Kong Jadi Target RedMart Selanjutnya

Jakarta – Sebagian dari Anda mungkin tidak cukup familiar dengan nama RedMart. Lain halnya jika kita berbicara tentang HappyFresh, atau bahkan Sukamart. Secara garis besar, RedMart hampir sama dengan kedua layanan pengiriman bahan makanan itu. Bedanya, RedMart mengirimkan bahan makanan dari gudang mereka sendiri, dan tidak bekerja sama dengan supermarket seperti halnya HappyFresh.

“Bekerja sama dengan supermarket memang lebih praktis dalam urusan menyimpan barang. Namun secara jangka panjang, kemampuan untuk mengatur keseluruhan pengalaman pengguna adalah sesuatu yang penting,” kata Roger Egan, CEO RedMart saat menjadi pembicara di acara Konferensi Tech in Asia yang berlangsung di Jakarta, (11/11).

Bagaimanapun, seperti diakuinya, sebuah supermarket tidak akan pernah lebih efisien dibandingkan gudang sendiri.

Berangkat dari misi yang sederhana – untuk menghemat waktu dan uang yang dihabiskan untuk berbelanja bahan makanan dan kebutuhan penting rumah tangga lainnya – RedMart sendiri didirikan pada bulan Agustus 2011 lalu. Sekarang, layanan pengiriman ini telah memiliki lebih dari 30.000 produk dalam stok, dan terus bertambah dari hari ke harinya. Hal ini kian membedakan RedMart dengan supermarket pada umumnya, yang biasanya hanya memiliki 10.000 sampai 12.000 produk saja.

Mengenai hal ini, Roger mengungkap tak hanya perihal model hibrida yang digunakan RedMart – dimana kebanyakan dari produk mereka disimpan di gudang – tetapi juga tentang kerjasama RedMart dengan empat ratus toko khusus di Singapura, yang dimulainya sejak Juli lalu.

RedMart juga memberikan tanggapan perihal kompetisi yang ketat di bisnis layanan pengiriman ini. Diakui Roger, layanan pengiriman bahan makanan ini merupakan bisnis e-commerce yang paling sulit. Karena harus berurusan dengan fulfillment, pendistribusian, pengiriman yang cepat dan sebagainya.

“Dalam hal pengiriman, kami 95 persen on time. Sementara dalam hal akurasi, 99 persen,” kata Roger, seraya mengatakan bahwa RedMart telah mengalami pertumbuhan yang cepat sejak didirikan 4 tahun lalu.

Berkaca pada hal tersebut, tak mengherankan jika kemudian RedMart mulai berangan-angan untuk melebarkan sayapnya. Dalam hal ini, Hong Kong disebut Roger akan menjadi target perusahaan selanjutnya.

“Hong Kong tahun 2016. Mungkin juga bisa lebih awal. Saat ini kami sedang menyiapkan timnya,” imbuh Roger.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Seolah memberi isyarat bahwa kepakan sayap RedMart juga bukannya tidak mungkin turut menyambangi Indonesia, Roger menyebut Indonesia sebagai pasar yang tak kalah menjanjikan dari Hong Kong.

“Dalam waktu sepuluh tahun ke depan, Indonesia jelas bisa menjadi pasar yang lebih besar dari pasar manapun di Asia Tenggara,” katanya.

Rencana ekspansi RedMart ini tak lepas dari pendanaan yang baaru-baru ini mereka dapatkan. Sebagai informasi, belum lama ini RedMart baru saja mendapatkan suntikan dana segar sebesar USD 6 juta yang akan mereka gunakan untuk ekspansi secara regional.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU