Telko.id – Kerusakan Satelit Telkom 1 sejak 29 Agustus lalu memang sangat mengganggu. Terutama bagi nasabah bank yang akan mengambil uang nya di ATM. Pasalnya, hampir 15 ribu ATM di seluruh Indonesia terganggu akibat kerusakan satelit milik Telkom ini. Saat ini, Telkom sudah mencapai tingkat pemulihan yang signifikan yaitu 66 % titik yang terpulihkan sehingga layanan ATM bisa berjalan kembali.
Progress service recovery Satelit Telkom-1 pada posisi tanggal 5 September 2017. Satelit Telkom-1 yang melayani 63 pelanggan, 8 diantaranya adalah operator VSAT dengan total pemanfaatan kapasitas transponder sebesar 29,25 TPE dialihkan ke transponder pengganti sejak 28 Agustus dan sudah terealisasinya 100% pada tanggal 30 Agustus.
Sedangkan untuk progress repointing ground segment, dari total site yang terdampak sebanyak 15.019 dengan rincian 11.547 ATM dan 3.445 Non ATM. Sudah normal sebanyak 10.654 site (71%) yang terdiri dari 7.658 ATM (66 % dari total ATM) dan Non ATM sebanyak 2.996 atau 87 %. Sebanyak 1.013 site dari 10.654 site yang sudah normal disolusikan dengan menggunakan Fiber Optic 337 sites dan machine to machine sebanhyak 676 sites.
Rencananya, untuk Penyelesaian Service Recovery Satelit Telkom 1 dari total site yang masih in progress sebanyak 4.521 terdiri dari 3.916 ATM dan 605 Non ATM. Rata-rata progress recovery perhari 1.166 site, maka penyelesaian sisa 4.521 site akan dapat diselesaikan tanggal 10 September 2017.
Saat ini, Menteri Komunikasi dan informatika Republik lndonesia, Rudiantara mengatakan pihaknya tengah menunggu informasi terkait penyebab rusaknya satelit Telkom 1. Hal itu dibutuhkan untuk kelengkapan administrasi permintaan suspend slot 108 BT ke ke International Telecommunication Union (ITU).
“Sudah kirim surat ke ITU tentunya akan ditindaklanjuti dengan proses administrasinya. Kami tunggu juga dari Telkom mengenai penyebab dan lain sebagainya,” kata Rudiantara beberapa waktu lalu, di Gedung Graha Merah Putih, Jakarta.
Rudiantara menjamin pihaknya bisa mengamankan slot 108 BT hingga pengganti Telkom 1 diluncurkan Agustus 2018. “Karena kita juga Telkom sudah di secure kontraknya sejak 2016. Bagi ITU untuk tidak memberikan slot yang kosong kepada orang lain,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Telkom, Alex J Sinaga mengatakan pihaknya bersama Lockheed Martin selaku pabrikan Satelit Telkom 1 masih mendalami penyebab kerusakan.
Sebenarnya, masa kerja Telkom-1 ini 15 tahun dan berakhir tahun 2015 lalu. Namun, berdasarkan hasil pengamatan Telkom dan perusahaan dirgantara Lockheed Martin yang membuat satelit tersebut, menilai bahwa Telkom-1 masih bisa berfungsi baik hingga tiga tahun lagi. Tapi tandap diduga, Telkom-1 keburu rusak.
Itu sebabnya, pengganti Satelit Telkom-1 yakni Telkom-4 yang rencananya akan diluncurkan pada Agustus 2018. Telkom-4 ini menggantikan satelit Telkom 1 di slot orbit 108 BT dengan jumlah kapasitas Telkom 4 lebih besar dari kapasitas satelit Telkom 1 sebagai upaya memenuhi kebutuhan transponder yang kian meningkat.
“Satelit Telkom 4 ini memiliki kapasitas yang sangat besar, sampai 60 transponder. Sementara satelit Telkom 1 hanya 36 transponder. Selain itu, jangkauannya juga sangat luas sampai ke India,” kata Alex J Sinaga, Direktur Utama Telkom di gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika beberapa waktu lalu.
Namun, tanpa diduga, Telkom-1 telah lebih dahulu mengalami kerusakan sebelum penggantinya diluncurkan. Artinya, ada kekosongan slot di orbit 108 BT selama satu tahun sampai Satelit Telkom 4 diluncurkan.
“Kira-kira setahun Slot itu akan kosong maka ada terminologinya di industri per satelit sesuai rekomendasi itu yang disebut itu di suspend. Kita harus mengirim surat nanti saya akan kirim surat ke kominfo nanti kominfo atas nama negara Republik Indonesia sebagai anggota PBB kirim surat ke International Telecommunication Union (ITU),” kata Alex menambahkan. (Icha)