Telko.id – IHS Markit Baru saja mengeluarkan laporan terbarunya. Hasilnya, sangat mengejutkan. Pasalnya, penggunaan jaringan telekomunikasi yang sangat erat dengan masuknya dunia ke digital ternyata hanya mencatatkan pertumbuhan 1.1 persen saja.
Sedangkan untuk prospek pertumbuhan ekonomi global terjadi peningkatan walaupun kecil. IHS Markit dalam laporannya menunjukan ekonomi global yang moderat sebesar 3,2 persen untuk tahun 2017, naik dari 2,5 persen pada tahun 2016, dan produk domestik bruto (GDP) riil dunia diproyeksikan meningkat 3,2 persen pada tahun 2018 dan 3,1 persen pada tahun 2019.
“Meskipun sektor telekomunikasi telah bertahan, pertumbuhan pendapatan di negara maju dan berkembang telah melambat secara dramatis karena persaingan yang ketat dan ketat,” kata Stéphane Téral, direktur eksekutif penelitian dan analisis dan penasihat di IHS Markit.
Téral menambahkan bahwa “Pada titik ini, setiap wilayah menunjukkan pertumbuhan pendapatan dalam angka tunggal rendah jika tidak menurun, dan tidak ada korelasi positif langsung antara ekspansi ekonomi yang lambat dan pertumbuhan pendapatan atau penurunan ekonomi yang suram seperti yang terlihat tahun demi tahun di Eropa, misalnya.”
IHS Markit memperkirakan penurunan belanja modal telekomunikasi atau Capex dunia sebesar 1,8 persen (YoY) di tahun 2017. Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan belanja modal telekom China sebesar 13 persen tahun lalu.
Hal tersebut dilakukan oleh Cina untuk menurunkan intensitas modal ke tingkat wajar 15 sampai 20 persen sebagai tujuan utama operator di China.
Téral juga menambahkan bahwa “Investasi yang presisi, investasi yang terfokus secara strategis atau investasi taktis, atau apapun sebutannya, yang pasti tiga operator di Cina yakni China Mobile, China Unicom dan China Telecom melakukan peningkatan rencana pengeluarannya di 2017. Walau demikian, hasil akhirnya tetap terjadi penurunan dua digit pada Capex Cina”.
IHS Markit menyampaikan bahwa apa yang terjadi pada 2017 ini disebabkan karena terjadinya tren virtualisasi. Di mana, para operator sedang melakukan transformasi digital. Seperti Software-Defined Networking (SDN) dan Network Functions Virtualization (NFV).
Semuanya mengarah pada proses otomatisasi. Mulai dari interaksi dengan konsumen atau pelanggan serta penambahan telemetri dan analisis yang lebih banyak dengan umpan balik ke dalam operasi jaringan, operasi dan sistem pendukung bisnis, dan jaminan layanan. Harapannya, tentu dapat memberikan layanan yang terbaik bagi para pelanggannya.
“Selain itu, IHS Markit juga melaporkan bahwa banyak penyedia layanan telah menggunakan opsi arsitektur baru. Termasuk jaringan pengiriman konten, gerbang jaringan broadband terdistribusi, pusat data mini yang didistribusikan di kantor pusat cerdas, dan pengoptimalan video,” kata Michael Howard, Executive Director of Research and Analysis for Carrier Networks IHS Markit.
Howard juga menambahkan bahwa “Hampir semua operator secara agresif belajar bagaimana menggunakan SDN dan NFV, dan penyebaran yang berkembang hari ini membawa kita untuk mengumumkan 2017 sebagai Tahun SDN dan NFV.”
Big Data dan Artificial Intelligence pun sudah mulai digunakan oleh operator. Targetnya adalah kemudahan dalam mengelola data yang besar. Data pelanggan yang ada serta intelijen jaringan dapat dimanfaatkan untuk mendukung otomasi dan optimalisasi jaringan mereka dengan menggunakan SDN, NFV dan forays awal menggunakan analisis, termasuk kecerdasan buatan (artificial intelligence / AI) dan pembelajaran mesin (ML). (Icha)