Telko.id – Internet of Things atau sering disebut dengan IoT sudah mulai dijajaki oleh banyak pihak. Prospek yang demikian besar untuk memperoleh benefit bagi perusahaan maupun konsumen menjadi salah satu daya tariknya.
Salah satu yang nyata terjadi adalah di sektor perbankan dan keuangan. Saat ini, semakin banyak perangkat yang saling terhubung dan berkomunikasi satu sama lain. Sebagai contoh nyata, transaksi perbankan dengan menggunakan electronic banking (e-banking) di Indonesia terus mengalami peningkatan, baik secara frekuensi maupun volume. Dengan e-banking, nasabah dapat memanfaatkan layanan perbankan secara cepat, aman, nyaman, murah dan tersedia setiap saat karena dapat diakses dari mana saja, baik itu dari smart phone, PC, laptop dan sebagainya.
“Jumlah penduduk dan kondisi geografis Indonesia juga sangat mendukung berkembangnya e-banking. Dengan begitu banyaknya pulau-pulau yang tersebar di seluruh nusantara, e-banking merupakan salah satu jalan terbaik untuk meningkatkan dan memperluas jaringan layanan perbankan,” ujar Astri Dharmawan selaku Business Vice President Schneider Electric IT Indonesia menjelaskan.
Astri menambahkan bahwa disisi lain, semakin besarnya jumlah data yang saling terkoneksi dalam layanan perbankan ini menimbulkan permasalahan baru yaitu latency atau lambatnya komunikasi data melalui jaringan – sesuatu yang tidak dapat ditolerir di tengah pertumbuhan bisnis yang semakin dinamis. Sudah saatnya para pemain di industri perbankan secara proaktif mentransformasi data center dan seluruh teknologi pendukung yang dimilikinya untuk mengurangi latency sehingga dapat tetap beroperasi secara efisien, fleksibel dan aman.
Schneider Electric pun memperkenalkan serangkaian solusi Edge Data Center yang dengan efektif dapat mendistribusikan beban komputasi lebih dekat ke perangkat sehingga dapat mengurangi masalah latency secara signifikan, salah satunya adalah InfraStruxure™: Arsitektur ruang IT yang memiliki skalabilitas, fleksibilitas dan modularitas yang tinggi, yang mampu secara dramatis membantu mengurangi kompleksitas data center, meminimalisir pemborosan energi, dan memberikan infrastruktur yang tangguh dan terandalkan.
Solusi selanjutnya adalah Micro Data Center: sistem yang self-contained dan aman dalam satu enclosure (rak) yang di-install dan dites di pabrik. Solusi ini adalah penggabungan yang efisien antara distribusi power, cooling, rak, sistem keamanan, fire supression dan energy management system terbaik yang distandardisasi untuk secara signifikan mengurangi waktu deployment dan kompleksitas pengelolaan. Solusi Micro Data Center dari Schneider Electric tersedia dalam berbagai ukuran dan jenis rak, untuk aplikasi di dalam dan luar ruangan.
Keseluruhan solusi ini didukung oleh Data Centre Infrastructure Management (DCIM) legendaris dari Schneider Electric, yaitu StruxureWare®; perangkat lunak DCIM yang terdiri atas serangkaian modul yang komprehensif untuk mendukung kegiatan operasional, pengaturan, dan pengelolaan data center. Aplikasi ini memungkinkan dunia usaha menikmati kemudahan melalui pengelolaan data center mereka di banyak domain sekaligus.
Dari sisi pengguna, khususnya di sektor perbankan, IoT disambut dengan sangat positif, bahkan menjadi salah satu strategi bank-bank di Indonesia. Pemanfaatan IoT dalam bentuk edge data center memungkinkan bank untuk menyediakan pelayanan digital yang akan semakin memudahkan nasabah.
Untuk mendukung misi tersebut, maka diperlukan pengembangan infrastruktur data center dan edge data center di cabang-cabang perbankan di seluruh Indonesia. Melalui penggunaan edge data center, bank dapat mengurangi risiko latency, menikmati efisiensi biaya dan yang paling utama adalah memastikan keamanan data nasabah yang juga merupakan prioritas utama sebagai penyedia jasa perbankan. (Icha)