Telko.id – Samsung telah menggelontorkan dana sekitar US$1.2 miliar atau setara Rp 15 Triliun untuk penelitian dan pengembangan IoT atau Internet if Things selama tiga tahun ke depan.
Perusahaan raksasa asal Korea Selatan ini telah mengalokasikan investasi ke ketiga fungsi R&D utamanya, dipimpin oleh Samsung Strategy and Innovation Centre, Samsung Global Innovation Center dan Samsung Research America.
Menurut Samsung, sebanyak 15.000 karyawan akan terlibat dengan proyek, yang diklaim akan kembali fokus pada unsur manusia dari IoT ini. Demikian dilaporkan Telecom, Rabu (22/6).
“Di Samsung, menempatkan manusia sebagai pusat dari segala sesuatu yang kami lakukan adalah nilai tertinggi kami. Hal yang sama harus dilakukan untuk IoT jika kami ingin mewujudkan kekuatan transformatif secara penuh,” kata vice chairman Samsung Electronics, Oh-Hyun Kwon.
Ia menambahkan, hari ini IoT telah mengubah kehidupan individu, dimana ini memungkinkan untuk membantu orang mendapatkan rumah mereka sendiri. Tapi besok, menggunakan IoT, kemerdekaan yang sama bisa diberikan untuk jutaan orang Amerika. “Kita bisa membuat orang keluar dari rumah sakit dan panti jompo. Mengingat populasi kita hidup lebih lama, manfaat dan penghematan biaya bagi masyarakat tidak bisa diabaikan,” katanya.
Kerjasama industri dan interoperabilitas standar terbuka diakui Samsung sebagai faktor utama evolusi IoT. Untuk itu, Samsung akan mengejar kemitraan lintas sektor dan membentuk National IoT strategy Dialogue, sebuah alat yang diklaim perusahaan akan menjadi acuan pembuat kebijakan dalam memungkinkan teknologi agar bermanfaat bagi individu, masyarakat, inovator dan ekonomi AS.
“[Pengumuman] ini … bukan tentang langkah pertama – itu karena IoT sudah terjadi di sekitar kita. Sekarang sudah waktunya untuk membayangkan potensi transformatif dari IoT untuk masyarakat kita – dan belajar bagaimana mendapat manfaat yang sebesar-besarnya bagi manusia dan sosial,” pungkas Kwon.