spot_img
Latest Phone

Garmin Venu X1 Resmi Dirilis: Smartwatch Teringan dengan Layar 2 Inci

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan Venu X1,...

OPPO Reno14 Pro Berbekal MediaTek Dimensity 8450, Performa Lebih Cepat

Telko.id - OPPO resmi memperkenalkan Reno14 Pro sebagai smartphone...

Apple Siapkan iPhone Lipat Pertama, Rilis 2026

Telko.id - Apple dikabarkan sedang mempersiapkan peluncuran iPhone lipat...

Apple Rilis iOS 26 Beta 2 dengan Perbaikan Liquid Glass

Telko.id - Apple baru saja merilis iOS 26 beta...

ASUS ROG Luncurkan Jajaran Perangkat Gaming RTX 50 Series di Indonesia

Telko.id - ASUS Republic of Gamers (ROG) resmi memperkenalkan...

ARTIKEL TERKAIT

Rupiah Melemah, Bisnis Must Go on

Telko.id – Rupiah terhadap dolar AS terus melemah beberapa hari ini. Sampai siang ini saja, (5/09) sudah tembus angka Rp.15.000 per dolar nya. Angka yang terus melonjak ini tentu akan banyak mempengaruhi industri dalam menjalankan bisnis.

“Tentunya kami mengharapkan dolar AS jangan sampai naik lagi, karena bagaimanapun juga untuk jangka panjang bisa mempengaruhi kinerja perusahaan,” kata Presiden Direktur/CEO XL Axiata, Dian Siswarini usai meresmikan XPLOR XL Axiata Tower di Jakarta, Selasa (4/9).

Bila rupiah terus melemah, belanja modal kemungkinan akan terganggu karena separuh anggaran belanja modal masih menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat. Di sisi lain, pendapatan perusahaan menggunakan mata uang rupiah.

Dengan demikian, nilai pendapatan terhadap barang yang akan dibeli semakin rendah. Dia menyebut perusahaan memiliki toleransi di kisaran Rp15.000 per US$.

“Enggak ada yang bisa meramalkan bisa sampai Rp16.000, Rp17.000 atau Rp18.000. Jangan sampai naik lagi nih. Hedge kita di sekitar Rp15.000,” katanya.

Jadi untuk Capex, XL pun menyatakan tidak akan mengurangi nya. Hanya saja, tentu dengan dolar yang terus meningkat itu akan mempengaruhi belanja infrastruktur yang akan dilakukannya tahun ini. “Dengan harga dolar yang sama, tentu barang yang bisa kita beli akan berkurang. Ini yang akan mempengaruhi pembangunan infrastruktur,” ujar Dian.

Walau demikian, Dian menjamin kondisi tersebut tidak mempengaruhi kinerja perusahaan. “Sekalipun pembelian teknologi informasi perusahaan sebesar 50 persen menggunakan produk impor, namun kinerja perusahaan tetap baik dan tidak terlalu berpengaruh,” kata Dian.

Dia mengatakan, perusahaan akan terus melakukan pemantauan dan kalkulasi ulang melihat kondisi seperti saat ini. Perusahaan juga akan tetap dalam komitmennya untuk terus meningkatkan kemampuan jaringan di Indonesia, sehingga bisa memuaskan pelanggan dalam memperoleh akses komunikasi dan data.

XL Axiata adalah salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia yang menyediakan layanan digital untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat serta mendorong perkembangan ekonomi digital Indonesia. (Icha)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU