Telko.id – TikTok meluncurkan Pusat Kesehatan Digitalsebagai sumber informasi dan edukasi tentang kesehatan mental untuk komunitas TikTok dan masyarakat Indonesia.
Pasalnya, kesehatan mental masih menjadi masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat luas, baik di tingkat global maupun nasional. Di Indonesia sendiri, kesehatan mental memiliki prevalensi yang signifikan namun, tingkat perhatian masyarakat terhadap isu kesehatan mental yang sering kali dianggap tabu ini masih terbilang minim.
Untuk menciptakan ruang digital yang ramah sekaligus memperingati Hari Kesehatan Mental Dunia, TikTok berkolaborasi bersama YouGov dalam melaksanakan survei global mengenai kesehatan mental agar dapat memahami aspirasi, tantangan, serta sikap masyarakat lintas generasi di Indonesia terhadap kesejahteraan mental.
Atas dasar hasil survei ini, TikTok berinisiatif untuk meluncurkan Pusat Kesehatan Digital sebagai pusat informasi, edukasi, dan bantuan kesehatan mental yang dibalut dalam kampanye bertajuk #SeeingTheUnseen.
“Penanganan kesehatan mental menjadi salah satu prioritas Kementerian Kesehatan RI, dan menjadi bagian dari enam pilar transformasi kesehatan Indonesia. Kami mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh TikTok untuk meningkatkan pemahaman masyarakat serta mendukung terciptanya diskusi yang lebih sehat seputar isu kesehatan mental,” kata Edduwar Idul Riyadi, Ahli Madya Epidemiologi Kesehatan Direktorat Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI.
Apalagi, survei yang dilakukan oleh TikTok dan mitranya itu juga tidak hanya memberikan informasi dan pandangan baru terkait isu kesehatan mental di Indonesia, tapi juga dapat membantu menentukan penanganan yang sesuai.
Selain itu, hadirnya sumber daya mumpuni yang mudah diakses oleh masyarakat, seperti Pusat Kesehatan Digital yang tersedia di TikTok diyakini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk membangun sistem pendukung yang baik bagi kesehatan mental, masih ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk menormalisasi pembahasan tentang kesehatan mental serta memahami cara penanganan yang baik.
“Melalui Pusat Kesehatan Digital, TikTok ingin menyediakan para pengguna dengan wadah, sarana, dan sumber daya untuk mendukung terciptanya diskusi yang sehat mengenai kesehatan mental. Kami harap TikTok dapat terus menjadi tempat yang aman dan nyaman di mana diskusi penting tentang kesehatan mental dapat berkembang, menghibur, dan menginspirasi pengguna satu sama lain,” ujar Faris Mufid, Public Policy and Government Relations, TikTok Indonesia.
Survei kolaborasi antara TikTok dengan YouGov menggali topik seperti kenyamanan responden dalam berbicara tentang kesehatan mental serta bentuk dukungan yang diperlukan. Dari hasil temuan survei, diketahui bahwa lebih dari 70% responden di Indonesia mulai merasa nyaman untuk berbicara tentang kesehatan mental, di mana 57% memilih untuk bercerita ke keluarga, 52% ke tenaga profesional seperti psikolog, dan 40% ke teman dekat.
Meski demikian, 2 dari 4 responden masih khawatir akan potensi dampak negatif dari berbicara mengenai kondisi kesehatan mental mereka, baik dampak negatif seperti penolakan atau penghakiman dari keluarga dan teman dekat, maupun konsekuensi di tempat kerja.
Lebih lanjut, 1 dari 4 responden (28%) di Indonesia merasa terbantu apabila mereka dapat mengakses sumber daya dan sarana seputar kesehatan mental yang bersifat bebas biaya di platform media sosial yang mereka gunakan.
26% responden pun merasa lebih terinspirasi dan nyaman untuk berbicara mengenai masalah kesehatan mental jika ada pengguna lain yang juga berbagi pengalaman serupa di media sosial.
Berangkat dari hasil temuan ini, guna menciptakan ruang digital yang lebih aman dan ramah bagi komunitas dan masyarakat Indonesia, TikTok meluncurkan Pusat Kesehatan Digital, sebuah portal yang berisi informasi dan sumber daya TikTok terkait kesehatan mental dan kesejahteraan digital.
Di dalam Pusat Kesehatan Digital, pengguna dapat mengakses layanan bantuan, menikmati berbagai video interaktif seputar kesehatan mental hasil kolaborasi TikTok bersama para mitra, kreator, dan pakar kesehatan mental, sekaligus tips atau inspirasi seputar topik kesehatan mental melalui konten livestream dari sejumlah kreator, seperti Ananza Prili, Analisa Widyaningrum, Fardi Yandi, dan kreator lainnya.
Dikemas dengan kreatif dan mudah dimengerti untuk menjangkau masyarakat lebih luas, kampanye #SeeingTheUnseen juga dimeriahkan dengan peluncuran video tentang gelombang pikiran penyintas gangguan kesehatan mental yang diubah menjadi motif batik yang indah, in-app challenge, serta sejumlah kegiatan seru di Mahabarata Hall, Desa Wisata Taman Mini Indonesia Indah pada 16 Oktober.
Kegiatan ini juga akan diisi dengan talk show tentang kesehatan mental bersama Sania Leonardo, kreator TikTok yang giat memberikan edukasi tentang kesehatan mental.
Peluncuran survei kesejahteraan mental, Pusat Kesehatan Digital, dan kampanye #SeeingTheUnseen merupakan wujud komitmen TikTok untuk menyediakan ruang yang lebih aman bagi percakapan kesehatan mental.
Di Indonesia, tagar #KesehatanMental juga tersedia bagi komunitas dan masyarakat untuk bersama meningkatkan kesadaran terkait isu kesehatan mental serta mendorong satu sama lain untuk berbagi cerita dan pengalamannya yang berkaitan dengan kesehatan mental di TikTok.
Seluruh inisiatif yang dilakukan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Dunia ini, diharapkan dapat memperkuat upaya perlindungan TikTok yang sudah ada untuk mendukung kesehatan mental pengguna, termasuk Panduan Kesejahteraan TikTok yang dirancang dan didiskusikan bersama para ahli.
Selain itu, TikTok juga akan terus mengambil pendekatan dua arah untuk menjaga komunitas dari konten yang berbahaya dengan menghapus konten yang melanggar Panduan Komunitas serta memberdayakan pengguna dengan tools yang dapat digunakan untuk melaporkan dan memblokir konten-konten yang tidak sesuai. (Icha)