Jakarta – Lagi-lagi kejahatan di dunia maya kembali dilancarkan oleh penjahat siber. Kali ini yang menjadi korban adalah sebuah bank di Inggris. Tak tanggung-tanggung, jutaan poundsterling dikabarkan telah raib, dalam sebuah kejadian yang terungkap Rabu kemarin waktu setempat.
Petugas dari National Crime Agency (NCA) memperingatkan bahwa ribuan komputer telah terinfeksi oleh malware Dridex yang berhasil mencuri uang secara online.
Dilansir dari Telegraph (16/10), virus tersebut juga dikenal dengan nama Bugat dan Cridex, diyakini juga bahwa malware tersebut telah dikembangkan oleh para hacker terampil di Eropa Timur untuk mencuri uang dari individu dan perusahaan di seluruh dunia.
Ahli kejahatan cyber Inggris saat ini bekerjasama dengan Federal Bureau of Investigations, Europol, GCHQ, otoritas Moldova dan BKA di Jerman untuk melacak mereka.
Petugas NCA mengatakan lembaga keuangan global dan sistem pembayaran lainnya telah menjadi korban mereka dengan total kerugian yang diperkirakan mencapai £ 20 juta. Bukan hanya itu, mereka juga mengatakan secara “tidak sadar” beberapa anggota masyarakat juga telah menjadi korban malware Dridex.
NCA mendesak semua pengguna internet untuk memastikan mereka memiliki software anti-virus yang terpasang pada perangkat mereka, baik itu desktop ataupun perangkat mobile. Mereka menyebutkan, “Penyelidikan kami sedang berlangsung dan kami berharap kami bisa segera menangkap pelakunya.”
Biasanya, komputer akan terinfeksi dengan malware Dridex ketika pengguna menerima dan membuka dokumen di email yang tampak seperti email asli. Sementara itu, mayoritas PC yang terinfeksi adalah para pengguna Windows.
Parahnya, kejahatan siber bisa memicu krisis keuangan berikutnya, hal tersebut yang dikhawatirkan oleh Badan Keamanan Nasional Inggris.
Eksekutif Asisten Direktur FBI Robert Anderson mengatakan: “Mereka yang melakukan kejahatan cyber sejatinya sangat sering dan sangat terampil serta dapat beroperasi dari berbagai negara dan benua. Mereka juga bisa dan akan menyebarkan malware baru, kami bersama dengan mitra kami terus-menerus merancang pendekatan baru untuk mengatasi kejahatan cyber.
FBI juga mendesak semua pengguna internet untuk mengambil tindakan dan memperbarui sistem operasi mereka dan menghimbau para pengguna untuk memiliki software antivirus yang belum kadaluarsa serta berpikir dua kali sebelum mengklik link atau lampiran dalam email yang tidak diinginkan.
“Penjahat cyber sering mencapai lintas batas internasional, namun kami menunjukkan tekad untuk segera meringkus mereka di mana pun mereka berada,” pungkas Anderson. [AK/IF]