Jakarta – Alcatel-Lucent mengatakan dalam sebuah pernyataan baru-baru ini bahwa mereka tidak akan menjual unit kabel bawah lautnya, yang berarti bahwa bisnis strategis yang menyokong Internet global ini akan diambil oleh Nokia setelah menyelesaikan akuisisinya atas grup Franco-American.
Perusahaan Finlandia ini mengatakan pada bulan April lalu bahwa akuisisi senilai USD 17 juta atau Rp 215 Triliun yang digelontorkannya untuk penyedia layanan jaringan Alcatel-Lucent tak lain dikarenakan mereka ingin lebih bersaing dengan pemimpin pasar Ericsson dan perusahaan China, Huawei [HWT.UL].
Alcatel sebelumnya telah mengutarakan niatnya untuk menjual saham mayoritas di Alcatel-Lucent Submarine Networks (ASN) atau memisahkan bisnis ini sebagai perusahaan sendiri, tetapi dalam sebuah pernyataan belum lama ini, disebutkan bahwa mereka memilih untuk menjaga unit ini.
Itu berarti, divisi yang memiliki fasilitas di Calais, Perancis dan Greenwich, Inggris, dimana kabel transatlantik pertama di dunia diproduksi pada tahun 1858, akan menjadi bagian dari grup Nokia baru saat akuisisi selesai. Demikian menurut laporan West Australian, (7/10).
Ditanya tentang kekhawatiran pemerintah yang mungkin timbul, juru bicara Alcatel-Lucent mengatakan Perancis tidak menentang unit kabel bawah laut mereka dibeli oleh Nokia.
“Kami terus-menerus bertukar pikiran dengan pemerintah, mereka menyadari keputusan kami,” kata juru bicara Alcatel-Lucent. “Ini akan menjadi bagian dari diskusi, tapi tidak ada keberatan di sana,” tambahnya.
Meskipun, Michel Combes, mantan CEO Alcatel-Lucent, mengatakan pada April lalu bahwa bisnis kabel bawah laut tidak akan dijual ke Nokia ataupun dipisah sebagai perusahaan sendiri atau melantai di bursa.
Sebagai informasi, ASN memiliki lebih dari 575.000 kilometer sistem kabel serat optik yang dikerahkan di seluruh dunia, dengan pemeliharaan 330.000 kilometer sistem sistem bawah laut.