Telko.id – Tidak dapat dipungkiri, saat ini aplikasi yang menguasai Indonesia adalah buatan luar negeri semua. Masyarakat Indonesia hanya sebagai konsumen. Pemerintah, dalam hal ini diwakili oleh Kemenentrian Komunikasi dan Informatika berniat untuk menjadikan OTT nasional go intenational. Dan perbincangan masalah itu sudah dilakukan sejak setahun lalu. Antara Pemerintah dengan Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh lndonesia (ATSI). Akhirnya, impian itupun dapat terealisasi dengan dipilihnya 3 aplikasi lokal, hasil karya putra-putri Indonesia yang akan di dukung pemerintah.
ATSI memberikan dukungan kepada aplikasi Over The Top (OTT) terpilih yakni Qlue (qlue.co.id), Catfiz (catfiz.com), dan Sebangsa (sebangsa.com). ATSI dan Kementrian Kominfo berharap ketiganya akan mampu menjadi katalisator bagi pengembangan industri kreatif yang berbasis pada teknologi digital. Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara beserta anggota ATSI menyerahkan piagam pembinaan kepada pengelola ketiga OTT di Jakarta, Kamis (17/3).
“ATSI telah berkomitmen akan memberikan dukungan yang sepadan kepada ketiga OTT agar mereka bisa lebih memasyarakat di Indonesia dan bahkan mengglobal. Semua anggota asosiasi sudah sepakat untuk itu, karena kami sadar benar bahwa program ini merupakan bagian dari upaya mengangkat citra bangsa, sekaligus memotivasi masyarakat untuk mampu memanfaatkan secara maksimal kemajuan teknologi digital,” Alexander Rusli, Ketua ATSI menjelaskan.
Sementara itu, Menkominfo Rudiantara mengatakan, “Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang paling aktif menggunakan berbagai produk digital. Sudah lama Indonesia dikenal sebagai ibukota sejumlah social media. Tidak heran jika semua OTT raksasa dunia kini memiliki perhatian khusus ke kita. Potensi pasar Indonesia sangat besar. Nah, fakta itu semestinya memang menjadi pengingat agar kita jangan hanya menjadi pengguna OTT asing, namun juga mampu menciptakan sendiri OTT yang digunakan oleh orang sedunia. Saya yakin kita pasti bisa, karena teknologi digital pada dasarnya membuka kesempatan luas kepada setiap orang untuk bisa berkreasi.”
Menkominfo menambahkan, perkembangan industri kreatif berbasis digital dalam negeri akan menjadi modal penting bagi bangsa lndonesia untuk bersaing di pentas global. Hal ini juga sejalan dengan kebijakan Pemerintah untuk membangun OTT Nasional guna mendorong terwujudnya Digital Ekonomi di lndonesia. Menteri berharap agar ketiga OTT Nasional tersebut dapat menunjukkan keseriusannya bahwa mereka layak didukung, serta dapat memberikan layanan yang dibutuhkan masyarakat termasuk bagi komunitas Pemerintahan.
Mengenai bentuk riil pembinaan dan dukungan yang akan diberikan kepada ketiga OTT, Alexander Rusli menyebut, ATSI diantaranya akan memberikan dukungan promosi layanan melalui jaringan milik operator, diantaranya pengiriman SMS Broadcast, pencantuman logo , link, dan banner. Bentuk pembinaan ini akan dikaji secara berkala sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal bagi para OTT binaan. ” Sebagai langkah awal, dukungan ini kami berikan kepada 3 OTT terpilih dan melibatkan 6 anggota ATSI, yaitu Telkomsel, Indosat Ooredoo, XL Axiata, Hutchison Tri Indonesia, Smartfren dan Telkom. Kami terbuka dengan OTT nasional lainnya serta dengan melibatkan anggota ATSI lainnya,” imbuh Alex.
Ketiga OTT Nasional yang terpilih merupakan karya anak-anak muda Indonesia. Mereka memiliki komitmen kuat serta idealisme untuk mengembangkan dunia digital tanah air. Proses penilaian telah berlangsung sejak Desember 2015 lalu terhadap sekitar 5 OTT. Ketiga OTT terpilih memiliki rencana kerja yang jelas, namun mereka belum dikenal secara luas oleh ke masyarakat.
“Yang penting, OTT nasional itu haru mudah. Jadi, ukurannya, kalau menteri bisa install, maka masyarakat pun akan mudah donwload dan install. Masalahnya, menteri itu terkadang tidak punya waktu,” ujar Rudiantara menjelaskan. Lalu, Rudiantara juga menambahkan bahwa target dari OTT nasional ini juga mengalahkan Facebook, Twitter dan lainnya. “Masa Line punya 60 juta pengguna, OTT Nasional tidak bisa melampauinya. Itu sih gampang. Kan, pelanggan selular itu sekarang sekitar 160 juta. Apalagi dengan dukungan semua operator di bawah ATSI. Tinggal di masukan dalam simcard saja. Masa tidak ada yang menggunakan,” ujar Rudiantara menambahkan. (Icha)