Telko.id – Motorola memfokuskan strategi pemasarannya di Indonesia pada seri G dan Edge untuk bersaing di segmen mid-range hingga premium.
Persaingan smartphone di Tanah Air, terutama di segmen mid dan low, dinilai sangat padat dan kompetitif. Masing-masing brand berlomba menghadirkan inovasi terbaru, termasuk integrasi AI, untuk menarik minat konsumen.
Menurut Miranda Warokka, Marketing Head Motorola Indonesia, Motorola berupaya menghadirkan fitur best-in-segment pada setiap produknya.
Seri G, yang memiliki rentang harga dari bawah hingga mid-to-high, menjadi andalan dengan fokus pada baterai besar—sesuai tren konsumen Indonesia yang semakin dinamis dan bergantung pada perangkat mobile.
“Kita lagi fokus ke G dan Edge. G-series itu span-nya gede, dari harga bawah sampai tengah ke atas. Motorola coba hadirkan selalu satu fitur yang best in segmen,” jelas nya menambahkan.
Tren baterai besar menjadi perhatian utama, mengingat konsumen menginginkan daya tahan yang mumpuni untuk aktivitas harian.
Untuk seri premium, Motorola Edge 60 Fusion dan Edge 60 Pro menawarkan desain elegan dengan layar lengkung—meski menuai pro dan kontra.
Sementara itu, seri seperti Razer belum masuk dalam rencana jangka pendek untuk pasar Indonesia, mengingat fokus masih pada pengembangan lini G dan Edge.
Strategi dan Tantangan Pasar
Motorola menghadapi tantangan dalam mengedukasi konsumen mengenai fitur-fitur premium yang dihadirkan pada harga yang lebih terjangkau.
Inovasi kamera dan AI, yang biasanya ditemukan pada seri flagship, hadir di perangkat mid-range Motorola. Namun, edukasi menjadi kunci agar konsumen memahami nilai tambah tersebut.

“Edukasi AI tidak mudah. Konsumen harus hands-on untuk benar-benar merasakan manfaatnya,” tambahnya.
Upaya edukasi dilakukan melalui acara langsung dan kerja sama dengan media untuk memperkenalkan fitur unik seperti Moto AI dan Swivel Copcom.

Selain fitur, aspek desain dan warna juga menjadi bagian dari strategi diferensiasi. Motorola menghadirkan pilihan warna yang bold dan authentic, meski menyediakan opsi tone-down untuk konsumen yang belum sepenuhnya percaya diri. Warna-warna cerah menjadi bagian dari brand spirit yang ingin ditonjolkan.
Baca Juga:
Ekspansi Offline dan Target Pertumbuhan
Motorola juga melakukan ekspansi ke channel offline setelah sebelumnya dominan di penjualan online. Media gathering dilakukan di berbagai kota, termasuk Jawa Tengah dan Sumatera, untuk memperluas jangkauan retail. Meski penjualan online masih signifikan, perluasan offline diharapkan dapat meningkatkan penetrasi pasar.
“Kita sedang geser pelan-pelan ke offline. Butuh waktu, tapi arahnya ke sana,” ujar perwakilan tersebut. Pertumbuhan menjadi fokus utama dalam fase comeback Motorola di Indonesia, tanpa target spesifik selain ekspansi yang berkelanjutan.
Dalam persaingan global, Indonesia dipandang sebagai pasar penting di kawasan Asia Pasifik karena jumlah penduduknya yang besar. Namun, kompetisi yang ketat memerlukan strategi yang tepat dan berkelanjutan.
Dengan fokus pada seri G dan Edge, serta upaya edukasi yang intensif, Motorola berharap dapat memperkuat posisinya di pasar smartphone Indonesia yang semakin kompetitif. (Icha)