Telko.id – Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengusulkan negara-negara ASEAN mengambil sikap satu suara mengenai Layanan Over-The-Top (OTT) agar ASEAN tidak hanya dilihat sebagai pasar.
“Apabila ASEAN satu suara, maka akan meningkatkan bargaining power sehingga bisa duduk pada posisi yang lebih berimbang,” tutur Rudiantara dalam Opening Ceremony ASEAN Telecomunications and Information Technology Minister Meeting and Related Meeting di Da Nang, Viet Nam.
Layanan OTT merupakan layanan dengan konten berupa data, informasi, atau multimedia melalui jaringan internet. Penyedia layanan OTT seperti Google, Facebook, Skype, Line, atau BBM. “Bukan bermaksud untuk melarang, namun agar terjadi win-win antara operator-operator seluler yang ada,” tegas Rudiantara.
Usulan yang disampaikan Menkominfo Rudiantara dalam pertemuan menteri bertema Toward a Digitally-enabled, Inclusive, Secure, and Sustainable ASEAN Community itu langsung disambut baik oleh negara-negara di ASEAN yang memiliki jumlah penduduk banyak.
Dalam pertemuan Menteri ASEAN akan mengadopsi ASEAN ICT Masterplan 2020(AIM2020). Menurut Rudiantara AIM2020 merupakan rujukan kerangka kerjasama bidang ICT bagi negara-negara ASEAN yang mencakup aspek:
- Economic Integration and Transformation
- People Integration and Empowerment Through ICT
- Innovation
- ICT Infrastructure Development
- Human Capital Development
- ICT in the Single Market
- New Media and Content
- Information Security & Assurance
Menurut Chief RA, point ke 6, 7 dan 8 merupakan tambahan atas masterplan sebelumnya. “Ini untuk meng-address dinamika yang terjadi pada industri ICT yang berubah cepat,” tambah Menteri Kominfo seraya menambahkan ada tiga isu yang perlu dibahas yaitu mengenai pasar atau bisnis, konten dan masalah sekuriti. (Icha)