Telko.id – Sementara ‘kematian’ 2G masih menjadi tanda tanya di Indonesia – dengan masih begitu banyaknya pengguna yang berada di jaringan tersebut – sejumlah negara telah mulai mewanti-wanti pengguna 2G-nya untuk segera bermigrasi. Di AS misalnya, operator AT&T mengumumkan bahwa perusahaan akan mematikan atau menutup jaringan 2G pada akhir tahun.
Transisi pelanggan dari jaringan 2G sendiri sebenarnya telah mulai dilakukan perusahaan sejak setahun terakhir, dengan sekitar enam juta pelanggan dipindahkan dari basis 2G saat itu. Alasannya tentu saja tidak semata karena 2G sudah terlalu lambat (dibanding teknologi penerusnya) untuk pengguna saat ini, tetapi juga karena biaya.
Menurut CTO AT&T, John Stevens, masih ada banyak biaya dibutuhkan hanya untuk mengoperasikan satu jaringan 2G. Oleh karenanya, perusahaan ingin menghemat itu dan menggunakannya untuk terus memperkuat EBITDA bisnis nirkabel-nya.
Setelah jaringan 2G tersebut ditutup, itu kemudian akan ditata ulang untuk membantu memenuhi tingginya permintaan data.
Selain AT&T, beberapa operator seluler lain juga telah melakukan hal yang sama sebelumnya. Pada tahun 2014, T-Mobile mengumumkan bahwa mereka menutup jaringan 2G EDGE 1.9GHz dan menggantinya dengan spektrum LTE. Pada 2021, Verizon akan menutup jaringan 2G dan 3G mereka untuk membuat lebih banyak ruang bagi layanan 4G LTE. AT&T sendiri pada awalnya berencana menutup jaringan 2G tahun depan, tetapi kemudian jadwal dimajukan.
Saat ini, tak ubahnya Verizon yang telah mulai menguji 5G, AT&T pun melakukan hal serupa. Keduanya perusahaan ingin membuktikan kehebatan 5G, yang konon mampu memberikan kecepatan 100 kali lebih cepat dari 4G. Dengan teknologi ini, pengguna bahkan dapat mengunduh film full-length hanya dalam hitungan detik.