Telko.id – Strategi Foxconn untuk masuk pasar Indonesia cukup unik. Produsen Evercross yang sudah memiliki manufaktur di daerah Semarang digandeng. Alih-alih transfer teknologi smartphone Luna pun sudah bisa memenuhi Tingkat Kandungan Dalam Negeri atau TKDN yang menjadi peraturan pemerintah sebesar 30%.
“Foxconn tidak memberikan investasi pada kami dalam bentuk dana segar, melainkan alih teknologi yang sudah teruji dalam memproduksi iPhone dan brand global lainnya,” ujar Akwila Natanael, Presiden Direktur Luna smartphone menjelaskan di sela-sela peluncuran merek tersebut di Jakarta (7/10).
Positioning dari Luna ini adalah mensasar seamen highend atau premium. tampaknya juga ingin terjun ke pasar smartphone di Indonesia. Kenapa? Menurut Chief Marketing Officer Luna Indonesia, Nina Ratna Wardhani, berdasarkan data dari GFK, segmen smartphone dengan harga lebih besar dari Rp.3 juta memiliki share terbesar di Indonesia. Hampir 41.1%. Hal itulah yang membuat Luna yakin dapat diterima oleh masyarakat Indonesia.
Investasi untuk pabrik di Semarang pun cukup besar. Setidaknya, 100 sampai 200 Miliar rupiah yang disediakan untuk memproduksi Luna smartphone ini. Dengan kapasitas produksi 20 ribu unit perbulan. Walaupun ini hanya 30% saja dari total kapasitas produksi pabrik tersebut. Sisanya masih akan digunakan untuk memproduksi evercross yang masih cukup besar permintaan pasarnya.
Kerjasama ini pun tidak selamanya. Dalam perjanjian, Foxconn akan memproduksi produk di pabrik tersebut selama 5 tahun. Hanya saja. tentu dengan berjalannya waktu akan terus ada evaluasi.
Akwila pun menambahkan bahwa sangat memungkinkan produksi Luna Smartphone dari Indonesia ini di kirim ke luar negeri atau eksport. “Hanya untuk tahap awal belum akan dilakukan karena kami akan memenuhi pasar Indonesia terlebih dahulu”.
Untuk mempromosikan produk barunya ini, Luna mempersiapkan dana sekitar Rp2 Miliar untuk 3 sampai 4 bulan ke depan. Selanjutnya akan mengalokasikan dana marketing 5% dari total penjualan.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mendukung kehadiran dari Luna ini karena dengan demikian ekosistem 4G akan lebih cepat terbentuk. Ekosistem tersebut harus dipenuhi dengan DNA yakni Device, Network dan aplikasi.
“Untuk network sedang pemerintah kerjakan yakni program Palapa Ring yang kini sudah mulai jalan. Aplikasi juga sudah berjalan. Dari device saya mau tahun 2019 mendatang smartphone 4G sudah dapat diperoleh masyarakat dengan harga Rp.400 ribu sampai Rp.600 ribu. Baru ekosistem akan terbentuk,” kata Rudiantara menjelaskan.
Luna smartphone sendiri dijual dengan harga masih cukup tinggi yakni Rp.5.5 juta. Memang dari sisi spesifikasi Luna tidak dapat dianggap enteng karena sudah menggunakan chipset premium dari Qualcomm Snapdragon 2.5Ghz MSM 8974 krait 400. Selain itu juga sudah menggunakan GPU Adreno 400, RAM 3 GB, dan memori internal 64 GB. Bila membutuhkan penyimpanan data yang lebih besar, pengguna bisa memakai microSD berkapasitas hingga 128 GB.
Untuk perakitannya sudah memakai teknologi perakitan CNC 8 tahap dan menggunakan desain bikinan Foxconn.
Smartphone Luna memiliki layar berbentang 5,5 inci (1,080×1.920) dan dilapisi Gorilla Glass 3 sebagai kaca pelindungnya.
Salah satu unggulan Luna adalah kamera utamanya yang setajam 13 megapiksel. Kamera itu masih dilengkapi fitur dual tone LED Flash, kendali kecepatan rana (shutter), dan berbagai mode pemrotetan.
Sedangkan kamera depannya setajam 8 megapiksel dengan bukaan f/1.8 dan sudut pandang selebar 80 derajat.
Luna memiliki dua slot kartu SIM ukuran micro dan sudah mendukung teknologi internet 4G. Semua spesifikasi beroperasi menggunakan daya dari baterai berkapasitas 3.000 mAh. Perangkat ini menjalankan sistem operasi Android 6.0 “Marshmallow”.
Ponsel Luna akan dijual di berbagai peritel online maupun offline, antara lain Erafone, Point2000, Pazia, Lazada, atau Blibli. (Icha)