Telko.id – Ericsson belum lama ini mengumumkan akan menggandakan sasaran pemotongan biaya sebagai akibat dari penjualan kuartal kedua yang menurun pada tingkat ekonomi di beberapa pasar serta belanja lebih rendah pada jaringan mobile broadband.
Dilansir dari TotalTelecom (20/7), Vendor jaringan asal Swedia ini mengharapkan adanya perbaikan dalam tren pasar di semester kedua 2016. Sebelumnya, mereka menargetkan akan mengurangi biaya dengan margin sebesar 9 miliar kronor atau setara dengan € 949.500.000 per tahun pada 2017.
Namun, Pada Selasa kemarin Ericsson mengatakan akan memotong investasi R & D di properti intelektual dan mencari keuntungan efisiensi dari struktur perusahaan yang baru yang diresmikan pada bulan April dan dilaksanakan pada tanggal 1 Juli dalam upaya untuk melakukan penghematan lebih lanjut.
Secara bersama-sama kegiatan ini sama dengan melipat gandakan penghematan sebelumnya yang bertarget pada biaya operasional. Hal ini diutarakan langsung oleh CEO Ericsson Hans Vestberg, dalam sebuah pernyataan.
Sekadar informasi, fokus penghematan pada biaya operasional muncul setelah Ericsson melaporkan laporan penjualan Q2 sebesar SEK 54.1 miliar, atau turun sekitar 11% secara year-on-year.
“Tren industri yang negatif dari kuartal pertama telah berdampak intensif pada permintaan untuk mobile broadband,” kata Vestberg.
Secara khusus, kelemahan makro-ekonomi terjadi di Brazil, Rusia dan Timur Tengah, dan penyelesaian upgrade jaringan seluler di Eropa telah membebani hasil yang didapat oleh Ericsson. Sementara itu, kinerja mereka di China dan Amerika Utara masih tergolong stabil, berkat penyebaran berkelanjutan 4G sebelumnya dan upgrade kapasitas yang terakhir.
Pada bisnis jaringan sendiri, Ericsson memperoleh pendapatan yang menurun, terhitung dalam tiga bulan sampai 30 Juni tahun ini. Pendapatan mereka turun sekitar 14% secara year-on-year menjadi SEK 26.8 miliar. Sedangkan pada divisi layanan, pendapatan mereka turun ke SEK 24.5 miliar dari SEK 26.4 miliar. Hal serupa juga terjadi pada support business solution Ericsson yang mebgalami penurunan pendapatan sekitar 7% yakni sebesar SEK 2.9 miliar dari sebelumnya SEK 3.1 miliar tahun sebelumnya.
Diharapkan, Arus tren penjualan dan bisnis campuran dapat unggul untuk paruh kedua tahun ini. Vestberg menambahkan bahwa selain rencana pemotongan biaya tersebut, Ericsson juga akan melihat ke biaya yang lebih rendah dari penjualan dan beradaptasi dengan pasar yang lemah.
“Saya yakin bahwa strategi kami dan tindakan yang kita lakukan sekarang akan menciptakan nilai yang baik dimasa depan bagi para pemegang saham,” katanya.
Terkait isu ini, Tim Telko.id juga sempat menghubungi perwakilan Ericsson Indonesia beberapa waktu lalu, namun mereka masih enggan berkomentar mengenai hal ini, terutama mengenai badai PHK yang mungkin akan menghampiri vendor asal Swedia ini.