spot_img
Latest Phone

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Oppo Reno11 Pro (China)

Tecno Spark 20

ARTIKEL TERKAIT

Laba Nokia di Raport Kuartalan Turun 38%

Telko.id – Medio April 2015 lalu, Nokia membeli Alcatel Lucent senilai Rp214 Triliun. Sayang, sudah lebih dari setahun aksi korporate tersebut belum mampu mengangkat perolehan laba dari perusahaan asal Finlandia ini. Padahal, setelah aksi tersebut, Nokia sudah melakukan pemutusan hubungan kerja hingga ribuan karyawan di seluruh dunia yang tujuannya untuk mampu bersaing dengan Ericsson dan Huawei ditengah kompetisi pasar yang demikian ketat.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh analis Reuters menunjukan bahwa laba non-IFRS kuartalan Nokia sebelum bunga dan pajak (EBIT) turun menjadi 400 juta Euro atau sekitar Rp 5.6 Triliun dari 649 juta Euro atau sekitar Rp 9 Triliun pada tahun sebelumnya. Laba yang diperoleh Nokia ini, 90% berasal dari bisnis jaringannya. Di mana unit bisnis ini hanya memperoleh sekitar 366 juta Euro saja, padahal pada periode yang sama tahun lalu mampu meraih hingga 511 juta Euro.

“Sinergi dengan Alcatel-Lucent dan program tabungan lainnya ternyata masih belum dapat mendukung profitabilitas, sehingga kondisi ini menekan kondisi Nokia di pasar saham menjadi lemah,” ujar Mikael Rautanen, analis dari Inderes Equity Research seperti yang dikutip dari Reuters. Rautanen juga menambahkan bahwa kondisi ini mengurangi rating saham Nokia. Namun, Nokia tetap memiliki peluang seperti Ericsson.

Sebagai informasi, Ericsson bulan lalu melaporkan keuntungan lebih kecil dari yang diperkirakan dan mengatakan akan meningkatkan pemotongan biaya. Nokia pun akan melakukan pemotongan biaya hingga mampu saving lebih dari 900 juta Euro untuki menghadapi 2018 mendatang, Namun, Nokia masih belum terbuka tentang rencananya dalam menjaga laba yang diperolehnya agar tidak turun terus pada tahun-tahun mendatang.

Tapi yang pasti, setelah sempat menjual bisnis ponselnya pada Microsoft pada tahun 2014 lalu, Nokia akan memasuki bisnis yang sama, hanya saja ada beberapa pola strategic yang berbeda. Di mana, Nokia belum lama ini mengumumkan kesepakatan lisensi yang diharapkan dapat ‘mengharumkan’ kembali nama Nokia di pasar ponsel. (Icha)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU