Telko.id – Berdasarkan pantauan Tim Kominfo, pada Sabtu (29/09/2018) pukul 09:00 WIB sebanyak 431 dari 3007 BTS di Sulawesi Tengah atau 14,33% tidak berfungsi karena terhentinya pasokan listrik. Selain itu ada beberapa link jaringan telekomunikasi dari Palu ke Santigi, ke Mamuju dan ke Poso terputus akibat gempabumi.
Panggilan melalui beberapa operator telekomunikasi sulit dilakukan ke Palu krn semua koneksi IPBB putus, hanya radio link 150 Mbps yg masih terhubung. Namun demikan jaringan operator telekomunikasi yang bisa digunakan telah memberikan layanan panggilan gratis dari Palu dan sekitarnya untuk ke semua operator. Hal itu sebagai bagian dari upaya dukungan komunikasi untuk koordinasi penanganan bencana gempa.
Proses pemulihan jaringan telekomunikasi di beberapa lokasi masih terkendala proses koordinasi dan adanya dampak tsunami yang terjadi. Namun demikian, operator telekomunikasi telah melakukan mobilisasi radop pengganti dan pengiriman tim untuk melakukan pemulihan langsung di BTS yang tidak berfungsi.
Untuk akses operator telekomunikasi melakukan reroute jaringan dengan mengoptimasikan segmen transmisi (optimalization transmission segment) Palu-Gorontalo.
Pada Sabtu siang harinya pukul 13.00 ada kenaikan jumlah BTS yang tidak berfungsi. Terdapat 1678 BTS dari total 4.193 BTS yang tidak berfungsi. Kenaikan angka menjadi 40,02% BTS yang tidak bisa berfungsi itu karena terkendala pasokan listrik, sementara daya baterei cadangan sudah habis dan tidak bisa mendukung kebutuhan BTS.
Sebanyak 1678 BTS yang tidak berfungsi tersebut tersebar di 9 (sembilan) wilayah, yaitu Kabupaten Banggai sebanyak 163 BTS, Kabupaten Poso 150 BTS, Donggala 14 BTS, Tolitoli 172 BTS, Kabupaten Buol 3 BTS, Kabupaten Morowali 1 BTS, Kabupaten Parigi Moutong 7 BTS, dan Kabupaten Tojo Una-Una 1 BTS. Jumlah BTS yang tidak bisa berfungsi terbanyak di Kota Palu sebanyak 1167 BTS.
Proses pemulihan jaringan telekomunikasi di beberapa lokasi masih terkendala proses koordinasi dan adanya dampak tsunami. Namun demikian, Tim Kementerian Kominfo bersama operator telekomunikasi, terus melakukan upaya pemulihan jaringan dengan melakukan optimasi segment transmisi Palu-Gorontalo, pemulihan koneksi IPBB, serta reroute Toli-Toli, Poso, dan Luwuk dari Palu ke Manado.
Untuk membantu koordinasi tanggap darurat bencana, sebanyak 31 telepon satelit yang dikirimkan Kementerian Kominfo melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) telah tiba di Palu dan mulai didistribusikan untuk mendukung komunikasi penanganan bencana. Kementerian Kominfo juga akan memobilisasi 100 telepon satelit yang sebelumnya digunakan dalam Penanganan Gempabumu Lombok untuk mendukung komunikasi penanganan bencana di Sulawesi Tengah.
Perbaikan landasan pacu dan sistem navigasi Bandara Mutiara Sis Aljufr, Palu juga tengah dilakukan secara cepat. Hingga siang ini, dari 7 gardu induk listrik yang rusak, sudah 2 gardu induk yang bisa beroperasi kembali.
Rombongan Menteri Tiba di Palu
Pukul 13.55 WITA rombongan Menteri Koordinator Bidang Polhukam Wiranto bersama Panglima TNI, Menteri Kominfo Rudiantara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Sosial Agus Gumiwang, Kepala BAZARNAS, dan POLRI tiba di Bandara Mutiara Sis Al Jufri. Rombongan itu disambut oleh Gubernur Sulawesi Tengah Longki Janggola.
Setibanya di Bandara Palu, Menkopolhukam Wiranto langsung menggelar rapat koordinasi untuk membahas langkah-langkah pemulihan pasca gempabumi di Sulawesi Tengah.
Untuk membantu tanggap darurat bencana, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara telah menugaskan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) untuk memberikan dukungan.
“Kominfo, melalui satker BAKTI telah mengirim staf dan 30 telepon satelit untuk digunakan dalam masa tanggap darurat,” twit-nya.
Telkomsel Kerahkan Team Siaga Bencana TERRA
Telkomsel terus berupaya maksimal untuk memulihkan layananan telekomunikasi akibat gempa bumi berkekuatan 7.4 Manitudo yang mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah pada hari Jumat (28/9) pukul 18.02 WITA. Saat ini layanan komunikasi SMS dan suara berangsur pulih dengan penurunan kualitas layanan akibat terputusnya dan terbatasnya pasokan Daya listrik dan terputusnya Fiber optik.
GM External Corporate Communication Telkomsel, Denny Abidin mengatakan “TelkomGroup dan Telkomsel berupaya maksimal untuk mempercepat pemulihan layanan telekomunikasi di Palu dengan membawa mobile power sebagai perangkat penunjang catuan listrik untuk keperluan proses recovery infrastruktur jaringan komunikasi.”
“Saat ini pun kami tengah mengirimkan tim unit siaga bencana, tim TERRA (Telkomsel Emergency Response & Recovery Activity) dari kota terdekat untuk segera membantu pendirian posko darurat serta percepatan pemulihan layanan jaringan telekomunikasi,” tutup Denny.
XL Siapkan Genset dan Mobile BTS
Hingga saat ini layanan XL Axiata tetap bisa beroperasi, termasuk di Kota Palu dan Donggala yang paling kuat mendapatkan guncangan. Masyarakat yang menggunakan nomor XL dan AXIS pun tetap bisa berkomunikasi atau dihubungi selama ponsel aktif.
“kami akan segera menyediakan fasilitas telepon gratis agar masyarakat bisa melakukan komunikasi ke luar wilayah bencana. Kami juga akan membantu pihak pemerintah dan aparat atau siapa saja yang membutuhkan layanan komunikasi, terutama untuk penanganan bencana ini,” kata Yessie D. Yosetya, Direktur Teknologi XL Axiata.
Yessie menambahkan, bahwa gempa juga telah membuat aliran listrik padam, sehingga menyebabkan pasokan daya untuk perangkat BTS harus mengandalkan genset. Hal ini menjadi tantangan tersendiri karena genset juga membutuhkan pasokan BBM yang cukup selama aliran listrik belum pulih.
Padahal, kerusakan akibat gempa juga menyebabkan akses ke pasokan BBM menjadi terhambat. Namun, dia berkomitmen bahwa Tim XL Axiata di lapangan akan berkerja ekstra demi menjaga akses telekomunikasi karena layanan ini menjadi sangat urgent bagi penanganan bencana.
Di Palu, XL Axiata total memiliki sekitar 136 BTS, termasuk 44 BTS 4G. Di Donggala ada 12 BTS, termasuk 9 BTS 4G. Di seluruh Sulawesi Tengah tersedia 358 BTS, termasuk 79 BTS 4G. Sementara itu, jumlah pelanggan di Sulawesi Tengah sebanyak lebih dari 340 ribu pelanggan. Tim XL Axiata telah menyiapkan antisipasi pengamanan jaringan, antara lain dengan menyiapkan genset untuk setiap BTS utama, menyiapkan opsi rekayasa jaringan dengan redirect coverage, dan juga kemungkinan mengerahkan mobile BTS ke lokasi yang paling membutuhkan.
Selain penanganan jaringan, XL Axiata juga telah menyiapkan bantuan yang bersifat darurat untuk warga yang mengungsi. Saat ini, tim di lapangan terus melakukan koordinasi dengan aparat dan masyarakat untuk mengetahui kebutuhan dan lokasi pengirimannya. (Icha)