Telko.id – Pemerintah menargetkan untuk menjadikan Indonesia sebagai 10 negara dengan ekonomi terbesar pada Tahun 2030 serta menjadi negara tangguh industri pada Tahun 2035. Hal itu telah dimulai dengan langkah strategis penerapan Peta Jalan Making Indonesia 4.0, terutama mengenai pembangunan infrastruktur digital nasional dan pembangunan ekosistem inovasi.
Guna mendukung upaya menjadikan Indonesia sebagai negara industri tangguh, Kementerian Komunikasi dan Informatika memastikan penyediaan infrastruktur konektivitas untuk mendukung perkembangan Industri 4.0.
“Pada saat kita memasuki era industry yang baru yang kita sebut dengan Industri 4.0, konektivitas itu menjadi bagian yang tak terpisahkan,” kata Menteri Kominfo Rudiantara dalam acara Innofest: “Building Innovation Ecosystem for Making Indonesia 4.0” di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (24/07/2018).
Menteri Rudiantara memastikan lembaga yang dipimpinnya akan mendukung kebijakan sektor Industri 4.0. “Peran pemerintah saat ini tidak hanya membuat regulasi, peran pemerintah sudah shift dari sekadar membuat regulasi masuk ke fasilitator dan menjadi akselerator.
Jaminan Menteri Kominfo ditunjukkan dengan komitmen perubahan paradigma dari. “Itulah yang dilakukan oleh Kominfo dan saya yakin di Kementerian Perindustrian bukan hanya mengatur, membuat regulasi, membuat kebijakan tapi bagaimana memfaslitasi melakukan akselerasi untuk industri,” tambahnya.
Menteri Rudiantara menyebut kemampuan untuk meningkatkan kapasitas produksi yang bisa menurunkan biaya per produk sebagai satu hal yang perlu disiapkan dalam memasuki era Industri 4.0.
“Sebetulnya Indonesia tidak ketinggalan dalam konteks proses yang sudah ada dalam memasuki Industri 4.0. Yang kita belum ada adalah economies of scale,” katanya.
Kawasan Industri 5G
Dalam Peta Jalan Making Indonesia 4.0, salah satu target untuk menghadapi revolusi industri generasi keempat adalah dengan melakukan terobosan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi terkini.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, pihaknya tengah mendorong pembangunan infrastruktur digital seperti peningkatan jaringan internet menjadi 5G untuk kawasan industri.
“Upaya ini diharapkan dapat menumbuhkan ekosistem inovasi yang dilakukan oleh manufaktur-manufaktur yang berada di dalam kawasan tersebut terutama dalam menghadapi era revolusi industri 4.0,” katanya.
Menurut Menteri Airlangga, saat ini Kemenperin telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mewujudkan konetivitas di kawasan industri. “Kerja sama ini untuk menyediakan konektivitas di kawasan industri. Kita bisa manfaatkan infrastruktur Palapa Ring yang merupakan jaringan berbasis fiber optik untuk jaringan 5G,” jelas Menperin.
Lanjut Airlangga, bagi pengelola kawasan industri yang ingin lokasinya dijadikan proyek percontohan dalam penerapan jaringan internat 5G, mereka dapat mengajukan permohonan ke Kemenperin. “Teknologi ini sedang disiapkan, prototipenya akan diluncurkan pada pelaksanaan Asian Games,” ungkapnya.
Menteri Perindustrian optimistis, implementasi industri 4.0 juga mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif atau menyeluruh karena bisa menyentuh ke industri kecil dan menengah (IKM) selaku sektor mayoritas dari populasi industri di Indonesia.
“Kami memformulasikan digital environment untuk meningkatkan pertumbuhan IKM di dalam negeri. Kami juga mengidentifikasi beberapa IKM yang sudah memanfaatkan marketplace, seperti sektor makanan dan minuman, perhiasan, kosmetik, fesyen serta kerajinan,” paparnya seraya menjelaskan adanya platform e-Smart IKM untuk mewadahi pelaku industri kecil dan menengah.
Innofest dengan tema “Building Innovation Ecosystem for Making Indonesia 4.0” akan berlangsung sampai tanggal 27 Juli 2018. Rangkaian acara diisi dengan Penghargaan Rintisan Teknologi Industri (Rintek) kepada 11 perusahaan dalam negeri. Selain itu ada pameran hasil inovasi di sektor industri dan Seminar Internasional mengenai Penerapan Model Bisnis dan Teknologi Industri 4.0.
Sejumlah nara sumber yang telah diundang, antara lain dari Boston Consulting Group Indonesia, Schneider Electric Indonesia, Advanced Remanufacturing and Technology Center (ARTC) Singapura, serta Food Industry Research and Development Institute (FIRDI) Taiwan.
Ada pula acara Business Matching yang bertujuan mengkomersialisasikan invensi yang dihasilkan oleh Balai Besar serta Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) Industri Kemenperin, agar dapat dimanfaatkan oleh sektor industri atau stakeholders. (Icha)