spot_img
Latest Phone

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Oppo Reno11 Pro (China)

Tecno Spark 20

ARTIKEL TERKAIT

ITU : Perlu US$ 450 Miliar Untuk Bangun Ultra Broadband Dunia

Telko.id – Pada ajang Ultra-Broadband Forum di Frankfurt, International Telecommunication Union atau sering disebut dengan ITU menyatakan bahwa untuk menyediakan layanan broadband di seluruh dunia membutuhkan dana sekitar US$450 miliar. Untuk itu, para investor bekerjasama dengan pemerintah untuk menghubungkan 1.5 miliar orang pada tahun 2020, seperti dilansir dari Data Center Dynamics.

“Kita perlu $ 450.000.000.000 untuk lima tahun ke depan untuk mengelola untuk menghubungkan berikutnya 1,5 miliar secara online,” kata Houlin Zhao, Sekretaris Jenderal ITU menjelaskan.

Zhao menambahkan bahwa “Di New York, kami mendengar dari Bank Dunia mengatakan bahwa untuk mendapatkan dana sebesar US$ 450 miliar untuk pembangunan infrastruktur TIK itu tidaklah mudah. ”

Pada kesempatan tersebut, perwakilan dari Huawei menyebutkan bahwa Cina saat ini sedang mencoba memberikan layanan berkecepatan tinggi “gigaband” pada waktu dekat ini. Caranya dengan membangun 4G lebih cepat. Hal ini dapat dilakukan karena negara tersebut tidak memiliki regulasi yang banyak. Ditambah lagi, pemerintah juga tidak mengenakan pajak pada operator mobile, bahkan charging pada lisensi high radio spectrum.

Zhao menyatakan bahwa ada kesalahan persepsi yang berkembang di industri. Di mana, industri telekomunikasi dianggap sangat kaya dan bisnis di bidang ini sebagai ‘tambang emas’. “Padahal tidak demikian. Karena perusahaan telekomunikasi harus mengeluarkan biaya besar untuk infrastruktur, di sisi lain, pelanggan minta harga yang lebih rendah. Belum lagi persaingan dari OTT. Hal tersebut membuat bisnis ini harus bertahan hidup cukup keras”.

Kondisi inilah yang ingin diubah oleh Zhao. Pasalanya, tujuan untuk membangun broadband yang terkoneksi di seluruh dunia pun tidak dapat terwujud jika tidak ada ekosistem yang mendukung. Jika ekosistem sudah terbentuk maka tidak akan sulit memperoleh dana.

Pengalaman di Cina bisa jadi contoh yang dapat diterapkan di negara lain. Seperti yang dikatakan oleh David Wang, Presiden Network Solution Huawei. Di Cina, dalam empat tahun terakhir, Cina telah mendirikan lebih dari 2 juta BTS 4G. Namun, dalam 10 tahun terakhir, total base station 4G didirikan di Eropa kurang dari 300.000. Itu sebabnya, saat ini di Eropa, koneksi nya masih lambat. Bahkan, terkadang konsumen hanya mendapatkan layanan di jaringan GPRS.

Kenapa hal itu dapat terjadi? Menurut David, “Di Cina, tiga operator yang ada tidak perlu membayar bahkan satu sen dolar untuk spektrum. Tapi di Eropa, operator perlu membayar jumlah besar untuk spektrum, dan mereka tidak memiliki uang lain untuk berinvestasi pada infrastruktur jaringan. ”

Sebenarnya, menurut David, banyak operator memiliki kemampuan untuk berinvestasi. Namun, disisi lain, pemerintah meminta operator untuk membuka jaringan serat mereka setelah konstruksi. Hal ini cukup memberatkan karena akhirnya, pengembalian investasi tidak cukup baik. Itu sebabnya, minat investor untuk mempersiapkam gigband ini sangat rendah. “Jika tidak cepat ada solusi yang menarik dari pemerintah maka pengembangan apasar broadband ini akan sangat lambat,” ujar David menyakinkan.

Wang menambahkan bahwa masa depan yang terhubung sebagai tak terelakkan – “Kami percaya bahwa smart world sudah datang – termasuk smart home, smart factory, smart manufacturing, dan smart city. Dasar dari smart world tersebut adalah koneksi ultra boradband. Pertanyaannya adalah, bagaimana kita bisa mewujudkan visi tersebut secepat mungkin?”
.
Salah satu cara untuk mempercepat adopsi koneksi internet yang lebih cepat, diresmikan pada ajang ini adalah adalah ‘Huawei solusi Microwave untuk FTTx’. Solusi yang menawarkan kapasitas transmisi mulai dari 1 sampai 10 Gb/s.

Jeffrey Gao, President Transmission Products Huawei Technologies mengatakan, “Hari ini microwave tidak seperti beberapa tahun yang lalu di mana, kemampuannyahanya ratusan megabit per detik. Saat ini bahkan oven microwave dapat mencapai sepuluh gigabit per detik. ”

Jawaban lain adalag Cloud. “Kami percaya bahwa pengembangan cloud saat ini sudah melampaui persyaratan dari jaringan,” kata Wang.

“Dan kami juga menyaksikan penyebaran infrastruktur dan promosi layanan awan dari banyak penyedia layanan cloud, termasuk Amazon, Microsoft, Alibaba, dan Tencent di Cina, serta banyak Eropa, penyedia layanan cloud lokal lainnya,” ujar Wang menambahkan.

Bahkan, menurut Wang, saat ini “Banyak operator juga mengerahkan public cloud publik mereka sehingga dapat memberikan layanan cloud yang lebih komprehensif dan tangkas. Kami percaya bahwa infrastruktur cloud, serta layanan cloud public dan hibrida saat ini telah dikembangkan lebih cepat dari harapan kita. ”

Masalahnya, bagaimanapun, adalah bahwa “kemampuan broadband saat ini tertinggal,” katanya.
“Bandwidth menjadi kendala bagi pelanggan untuk berlangganan layanan berkualitas tinggi, oleh karena itu jika kita dapat menyediakan jaringan yang lebih baik, bandwidth dan konektivitas broadband akan meningkatkan layanan tersebut, serta pengalaman pengguna, ketika mereka berlangganan layanan berkualitas tinggi . ”

“Setelah kendala bandwith ini diatasi, maka pengguna dapat memanfaatkan 4K, 8K dan VR teknologi,” sahut Gao menambahkan. Video demand pun akan meningkat ini. Untuk itu, dibutuhkan juga pusat data yang besar dan jika ingin ada jaminan terhadap kualitas layanan maka akan dibutuhkan data center yang sesuai dengan kebutuhan juga dalam waktu dekat ini. (Icha)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU