Jakarta – Sementara kita di Indonesia masih berjuang untuk menggelar 4G secara merata di seluruh tanah air, sebagian orang di luar sana mulai sibuk membicarakan 5G. Tak terkecuali, mereka yang berada di Juniper Research. Menurut lembaga riset yang berbasis di Inggris ini, akan ada 240 juta koneksi 5G aktif pada tahun 2025, sementara revenue yang didapat akan melampaui angka USD 65 miliar pada tahun yang sama dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 266% antara tahun 2020 dan 2025.
Teknologi ini akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan tingkat ARPU saat ini dengan adanya beberapa manfaat dan fitur seperti yang terlihat pada penggelaran awal 4G. Meskipun jumlah koneksi tampaknya tinggi, Juniper memperingatkan bahwa ini hanya akan mewakili 3% dari koneksi mobile global.
International Telecommunication Union (ITU) sendiri kabarnya baru berencana untuk mengkomersialkan 5G pada tahun 2020. Organisasi ini akan merumuskan terlebih dahulu persyaratan kinerja teknis untuk sistem radio untuk memfasilitasi 5G dengan mempertimbangkan persyaratan yang komprehensif untuk berbagai skenario dan kasus penggunaan di masa mendatang. ITU juga akan menetapkan kriteria evaluasi yang akan mengukur teknologi antarmuka para kandidat.
Hingga saat ini, belum dapat dipastikan seperti apa keunggulan dan kekurangan teknologi 5G, karena masih berupa konsep, namun dari beberapa konsep yang diciptakan, ada beberapa hal yang menjadi tujuan utama dari teknologi ini, yakni kecepatan data yang lebih signifakan dari 4G, memiliki transfer data dari satu telepon ke telepon lain dengan kecepatan satu mili detik, dan dapat terkoneksi dengan alat seperti telepon, mobil, dan peralatan rumah tangga.
Singkat kata, 5G akan menghadirkan konsep Internet of Everything (IoE). Sensor akan terdapat di dalam banyak perangkat sehari-hari sebagai bagian dari IoE.
Untuk urusan kecepatan, teknologi 5G diprediksi akan memiliki kecepatan sekitar 800Gbps, atau seratus kali lebih cepat dari kecepatan generasi sebelumnya. Dengan kecepatan seperti itu, teknologi 5G konon memungkinkan untuk mengunduh 33 film High Definition hanya dalam beberapa detik.
Sesuai rencana ITU, komersialisasi 5G akan terjadi hanya setelah tahun 2020, dengan adopsi luas diharapkan terjadi pada tahun 2025. Demikian seperti dilaporkan Telecomstechnews, Jumat (18/9).
Juniper Research juga mengatakan bahwa 5G akan membutuhkan spektrum baru untuk penyebaran layanan.