Telko.id – Facebook dan seluruh aplikasinya, seperti Instagram dan WhatsApp, memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi kekuatan positif bagi demokrasi di seluruh dunia. Maklum saja, Facebook dan seluruh aplikasinya menyediakan tempat bersuara bagi seluruh orang dengan beragam usia dan pandangan politik, mendukung proses pertukaran ide yang sehat, serta menjadikan pemimpin lebih bertanggung jawab kepada timnya.
Namun, disisi lain, media sosial itu juga digunakan oleh beberapa orang yang tidak bertanggung jawab dan mengganggu jalannya proses demokrasi.
“Untuk itu, Facebook dan aplikasi media sosial lainnya berkomitmen untuk mencegah hal ini terjadi. Ada serangkaian langkah untuk menjaga integritas pemilu di seluruh dunia yang dilakukan,” kata Katie Harbath, Director, Global Politic & Government Outreach, Facebook dalam event, Election Integrity ‘Pemuda Memilih’ (21/1), di Menteng Room, Hotel Pullman Thamrin Jakarta.
Langkah awal adalah menambah jumlah karyawan menjadi 20.000 orang untuk menangani isu-isu mengenai keamanan di seluruh dunia, mendedikasikan tim untuk mengawal jalannya pemilu di seluruh dunia, serta membantu mendeteksi pelanggaran dan pelaku kejahatan di Facebook.
Katie juga menyadari bahwa orang ingin melihat berita yang akurat di Facebook. Disisi lain misinformasi itu berbahaya bagi komunitas, terutama saat pemilu berlangsung. Dan, Facebook menyadari untuk melawan berita palsu tidak bisa sendirian, jadi membutuhkan sinergi dari beberapa sektor, seperti industri, akademik, lingkungan masyarakat, dan pemerintahan. Walau demikian, Facebook tetap berkomitmen untuk menjalankan perannya.
“Itulah sebabnya kami bekerja keras melawan penyebaran berita palsu di platform ini dengan menggabungkan teknologi dan peninjauan manusia, dan membekali komunitas kami agar mampu mengenali informasi yang salah,” ujar Katie.
Upaya Facebook akan berfokus pada dua area utama. Pertama Third-party fact checking (Pemeriksa Fakta Pihak Ketiga). Salah satu cara Facebook melawan misinformasi melalui kemitraan dengan tim pemeriksa fakta yang telah disertifikasi oleh Poynter, jaringan pemeriksa fakta internasional yang tidak berpihak terhadap satu kelompok/golongan.
Selain bekerja dengan tim pemeriksa fakta, Facebook juga menggunakan kombinasi teknologi dan peninjauan secara manual oleh manusia untuk mendeteksi dan mengurangi distribusi berita palsu di Facebook yakni dengan cara menggunakan sinyal, termasuk feedback dari para pengguna Facebook dan headline yang bersifat sensasional (clickbait sensationalist), untuk memprediksi kebohongan dari sebuah berita.
Mitra pemeriksa fakta pihak ketiga kami di Indonesia saat ini adalah: Tirto.id, AFP, Liputan6, Kompas, Tempo, dan Mafindo.
Selain itu, jika tim pemeriksa fakta mengidentifikasi suatu berita sebagai berita palsu, Facebook akan mengurangi distribusi/penyebaran berita tersebut di Kabar Beranda – menurunkan potensinya untuk terbaca hingga 80%. Halaman dan domain yang kerap kali membagikan berita palsu juga akan dikurangi penyebaran beritanya dan kemampuan mereka untuk monetize dan beriklan akan dihilangkan.
Facebook juga akan memberdayakan orang untuk dapat menentukan apa yang ingin mereka baca, percaya, dan bagikan. Ketika tim pemeriksa fakta pihak ketiga menulis artikel tentang tingkat akurasi sebuah berita, kami menampilkan artikel ini di Related Articles, di bawah Kabar Beranda. Kami juga mengirimkan notifikasi jika ada pengguna yang mencoba membagikan atau telah membagikan berita yang telah dikategorikan berita palsu.
Kedua, meningkatkan literasi media. Menurut Katie, Facebook akan mempromosikan literasi media dan memberikan konteks yang lebih beragam. Harapannya, setiap pengguna mendapat referensi sebelum memutuskan apa yang ingin mereka baca, percaya, dan bagikan.
Facebook juga tidak akan segan-segan menghapus akun palsu. Pasalnya, akun palsu ini dapat menjadi sumber utama konten yang salah makna dan berbahaya. Bahkan, setiap hari, Facebook mengaku sudah melakukan pemblokiran jutaan akun palsu. Facebook juga menyatakan bahwa akan terus membangun dan mengupdate sistem untuk membuatnya lebih cepat merespon dan melaporkan penyalahgunaan, mendeteksi dan menghapus spam, mengidentifikasi dan menghapus akun palsu, dan mencegah akun dari penyusupan.
Termasuk juga melakukan penyempurnaan terkini untuk mengenali akun yang otentik lebih mudah dengan mengidentifikasi pola aktivitas – tanpa melakukan penilaian konten dari akun tersebut. Sebagai contoh, sistem Facebook dapat mendeteksi konten yang dipost berulang kali, atau kejanggalan dalam jumlah pembuatan konten.
“Pada kuartal pertama tahun ini, kami menghapus sekitar 753,7 juta akun palsu secara global, yang 97% diantaranya telah kami deteksi bahkan sebelum dilaporkan oleh pengguna,” ujar Katie.
Dalam masalah iklan, Facebook juga akan melakukan beberapa langkah signifikan untuk menciptakan transparansi terhadap iklan dan halaman di Facebook. Setiap pengguna kini dapat melihat iklan yang aktif dari halaman di Facebook. Fitur ini memungkinkan komunitas di Pakistan – dan seluruh dunia, untuk melihat iklan di Facebook, Instagram, Messenger, dan mitra jaringan Facebook, bahkan jika iklan tersebut tidak ditampilkan khusus untuk pengguna.
Seseorang juga dapat mempelajari lebih lanjut tentang halaman di Facebook, meskipun mereka tidak beriklan. Sebagai contoh, Anda dapat melihat perubahan nama terkini dan tanggal halaman tersebut dibuat.
Facebook pun berjanji akan memperkuat penegakkan hukum terhadap iklan yang tidak pantas. Di mana, setiap komunitas di Facebook untuk mematuhi Community Standards, dan bahkan mengatur pengiklan dengan panduan yang lebih ketat.
Bukan hanya menggunakan mesin, tetapi juga dengan manusia. Dengan demikian, Facebook dapat mengambil langkah agresif untuk memperkuat keduanya.
Meninjau iklan berarti tidak hanya melakukan penilaian terhadap konten, tetapi juga konteks yang ingin disampaikan dan pemirsa yang menjadi target, dan Facebook mengubah sistem peninjauan iklannya agar berfokus pada faktor tersebut.
Tahun ini, Facebook telah menambahkan lebih banyak orang ke tim iklan global dan melakukan investasi dalam pembelajaran mesin untuk memahami lebih baik tentang kapan harus menandai dan menurunkan iklan.
Sebagai dukungan terdapat Pemilu disemua negara, Facebook menyadari memiliki peran penting dalam menciptakan komunitas yang kaya akan informasi, dan membantu orang untuk mengakses informasi yang mereka butuhkan agar dapat ambil bagian dalam proses demokrasi.
Untuk itu, Facebook akan memberikan pengingat untuk melakukan voting, yang akan muncul dalam bentuk ikon megaphone di bagian atas Kabar Beranda. Selain itu, Facebook berjanji akan menjaga halaman kandidat dan partai politik dari pembajakan, dan akan mengirimkan informasi keamanan kepada admin halaman tersebut, sekaligus meluncurkan situs web integritas pemilu untuk para kandidat dan partai politik.
“Agar semuanya berjalan lancar, Facebook bekerjasama dengan otoritas pemilu untuk menciptakan partisipasi masyarakat dalam pemilu. Itu sebabnya, kami telah berkoordinasi secara aktif dengan KPU dan BAWASLU,” tutup Katie. (Icha)