Telko.id – Keputusan Pemerintah China untuk memperketat internet di negaranya mendapat dukungan penuh dari kepala Internet China, Lu Wei. Dalam sebuah posting web yang dimuat Rabu lalu, Lu Wei mengatakan bahwa penyensoran konten Beijing yang dianggap ilegal diperlukan untuk melindungi kebebasan online.
Komentar ini datang seminggu sebelum negara tersebut mengadakan “Konferensi Internet Dunia” keduanya, sebuah acara yang versi 1.0-nya tahun lalu disambut dengan cemoohan oleh banyak orang yang mempertanyakan motif China.
Konferensi ini merupakan bagian dari dorongan China untuk menjual gagasan “kedaulatan internet,” sebuah konsep yang berdiri bertentangan dengan visi internet sebagai hal global yang bebas dan terbuka.
Dilansir dari Phys.org, Kamis, (10/12), China menyensor konten online yang dianggap sensitif secara politis, sementara memblokir beberapa situs media Barat dan jasa raksasa Internet termasuk Facebook, Twitter dan Google.
Kebijakan ini merupakan salah satu aspek dari batasan ketat Beijing pada kebebasan berekspresi, dimana kelompok hak asasi mengatakan bahwa alasan keamanan negara merupakan kepura-puraan untuk menindak perbedaan pendapat politik.
Menurut Lu Wei, melalui kontrol Internet, China berupaya untuk mengelola dengan baik hubungan antara kebebasan dan ketertiban.
“Kebebasan adalah tujuan kami dan ketertiban adalah cara kami,” katanya. “Kebebasan tanpa perintah tidak ada.”
Lu menambahkan, ide ini merupakah hal yang telah dipelajari China dari “negara-negara maju di Barat.” Bahwa “tidak ada negara di seluruh dunia di mana konten internet tidak dikelola.
Lu adalah sosok yang kuat, baik di dalam maupun luar negeri, di mana ia telah membuat perusahaan teknologi global ingin memasuki pasar China.
Dalam sebuah laporan Freedom House yang dibuat Oktober lalu, ditemukan bahwa China memiliki kebijakan internet yang paling ketat dari 65 negara yang diteliti, di bawah Iran dan Suriah.
Namun perusahaan seperti LinkedIn telah sepakat untuk menyensor konten mereka untuk bisa masuk ke negara itu, sementara Facebook dan perusahaan lain yang dilarang telah berbaris untuk menawarkan ‘persahabatan’ kepada para pemimpin besar China.
Ketika Presiden Xi Jinping mengunjungi AS pada bulan September, Lu muncul bersama dengan kepala negara di barisan depan “foto keluarga” dari raksasa teknologi Amerika, termasuk Jeff Bezos dari Amazon dan Mark Zuckerber sebagai punggawa Facebook.
Kenapa batasan di berlakukan?
Lebih jauh terkait keputusan pemerintah China untuk memperluas kekuatannya dalam mengontrol masalah sensitif secara online, Lu mengatakan bahwa itu juga berguna untuk mengontrol kejahatan, pornografi, dan “rumor” – sebuah eufemisme yang dapat diterapkan untuk segala sesuatu dari informasi yang keliru hingga pidato politik.
Pembatasan ini, diakui Lu adalah untuk melindungi hak dan kepentingan hukum pengguna internet.
“Anda tidak bisa mengatakan bahwa apa yang dikelola, tidak bebas,” katanya. “Kebebasan tidak dapat dibangun di atas penderitaan orang lain, atau dibangun di atas kurangnya kebebasan orang lain.”
Konferensi Internet Dunia tahun ini akan dihadiri oleh segelintir politisi kelas atas dari negara-negara yang telah dikritik karena catatan mereka terhadap kebebasan berbicara, termasuk Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif dan perdana menteri Rusia, Dmitry Medvedev.