Telko.id – Momen pembukaan Asian Games, 18 Agustus 2018, diperkirakan akan hadir 80-90 ribu penonton. Bayangkan, jika semuanya akan melakukan upload foto atau video pasti jika tidak dipersiapkan secara serius akan menjadi ‘back fire’ bagi Indonesia. Padahal, ajang ini juga akan menjadi promosi besar bagi Indonesia ke mata dunia.
Itu sebabnya, penyediaan akses telekomunikasi dan internet pada perhelatan olahraga terbesar kedua di dunia, Asian Games 2018 ini menjadi proyek terbesar dan paling kompleks di Indonesia.
“Terbesar dan kompleks karena belum ada proyek teknologi informasi seperti ini sebelumnya. Bagaimana menyediakan konektivitas yang akan digunakan untuk penonton dan aplikasi untuk mendukung pelaksanaan pertandingan di berbagai venue,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dalam Kunjungan Media untuk melihat infrastruktur telekomunikasi di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (26/07/2018) sore.
Setidaknya, sebanyak 947 akses point wifi highdens dipersiapkan di GBK dan Jakabaring untuk memenuhi kebutuhan akses internet secara gratis bagi atlet, official dan penonton. Tak hanya itu di lokasi wisma atlet disediakan pula akses internet fiber Indihome, jaringan intranet 58 GB, penguatan BTS untuk 4.5G dan 8 unit SNG untuk kebutuhan broadcaster.
“Akses wifi highdens sampai 100 GB itu akan bisa melayani total 80 ribu sampai 90 ribu pengguna secara bersamaan. Ini yang kita siapkan untuk acara Pembukaan Asian Games nanti. Bahkan saya minta untuk ditingkatkan dua kali atau bahkan 10 kali lipat,” jelas Menteri Rudiantara.
Peningkatan kapasitas dan penambahan jaringan komunikasi ini diperlukan agar membuat penonton acara pembukaan bisa menyemarakkan Asian Games 2018.
“Biasanya kalau ada pertandingan, jaringan seluler kan padat ada yang tidak bisa akses. Semua yang nonton pasti akan posting video, tak mau nanti, maunya begitu acara langsung posting,” papar Rudiantara menjelaskan tentang perilaku penonton dan penggunaan infrastruktur telekomunikasi.
Acara pembukaan dinilai Menteri Kominfo penting sebagai upaya untuk membuat legacy bagi negara lain. “Pembukaan dan penutupan harus memberikan impresi yang wah tapi tidak boros. Semua harus dimudahkan, saya minta teman-teman (operator) agar kebutuhan konektivitas bisa tampung oleh wifi yang gratis tak perlu login,” katanya.
“Untuk itu, Telkom akan menyediakan bandwidth hingga 10 Giga bytes per second (Gbps) dengan cadangan empat kali lipat,” tutur Rudiantara.
Dengan bandwidth sebesar itu, Telkom menyatakan bahwa kecepatan unduh internet di sana bisa mencapai 91 Mega bytes per second (Mbps). Sementara kecepatan unggah internet di jaringan WiFi bisa mencapai 117 Mbps.
“Ini pertama (bagi kami) di GBK melayani 80 ribu penonton sekaligus,” kata Gatot Wahyudianto Business Planning Manager Telkom.
“Total, selama Asian Games 2018 ini, kita sediakan bandwidth 222 Gbps, sedangkan untuk pembukaan nanti Telkom akan sediakan bandwidth 40 Giga,” kata Muhammad Salsabil sebagai Ketua Satgas Telkom di Asian Games 2018.
Sebagai gambaran, data Hootsuite pada Januari 2018 lalu menyatakan bahwa kecepatan rata-rata internet di Indonesia adalah 13,79 Mbps untuk saluran kabel, dan 9,82 Mbps untuk mobile. Angka itu masih lebih rendah ketimbang kecepatan rata-rata internet dunia yang mencapai 42,71 Mbps.
Sementara jika angkanya bisa ditingkatkan hingga kisaran 100 Mbps, maka kecepatan berselancar di dunia maya dari GBK akan mengalahkan Amerika Serikat yang menurut Hootsuite sekitar 84,66 Mbps. Untuk kategori saluran kabel, negara dengan kecepatan internet tertinggi adalah Singapura (161,5 Mbps).
Secara umum, dukungan layanan Telkom Grup di area dan selama Asian Games 2018 (Jakarta dan Palembang) mencakup total bandwidth sebesar 222 Gbps, 58 Gbps Intranet, 967 accsess point WiFi, serta menyediakan 8.700 unit Indihome di wisma atlet Kemayoran dan Palembang.
Sementara untuk jaringan seluler Telkomsel juga memperkuat sinyal dengan 124 BTS 4,5G dan 140 BTS 4G baru. Selain itu, Telkomsel juga akan menyediakan 27 ribu starter pack edisi Asian Games.
Jerih payah membangun infrastruktur kelas dunia di Asian Games 2018 ini bakal menjadi warisan yang dapat digunakan juga dalam berbagai event lain di Stadion GBK, Jakarta dan Jaka Baring, Palembang, Sumatera Selatan.
“Ini akan jadi warisan usai pelaksanaan Asian Games 2018. Kalau dulu kita bersyukur Presiden Soekarno membuat venue olahraga di tengah kota dan sejumlah monumen. Kalau sekarang warisannya adalah konektivitas yang bisa digunakan oleh pengguna Gelora Bung Karno (GBK) dan venue lainnya,” tuturnya.
Akses internet cepat di Stadion Utama GBK dirancang berbasis high density wifi sebagai akses internet utama. “Karena memang didesain mampu menampung pengguna dari penonton yang puluhan ribu dengan kecepatan tinggi,” jelas Menteri Kominfo seraya menambahkan bahwa akses internet seluler hanya sebagai bonus, pengunjung pembukaan dan penutupan Asian Games 2018 bisa menggunakan wifi gratis.
Menteri Rudiantara mengapresiasi kerja sama operator dan penyelenggara layanan internet di Indonesia untuk menyukseskan gelaran olahraga terbesar di Asia itu. “Seluruh operator telekomunikasi dan provider internet turut gotong royong untuk memastikan kapasitas telekomunikasi agar siap untuk pembukaan. Yang inti dari Telkom,” tuturnya.
Menteri Kominfo juga menyatakan akan dilakukan uji coba teknologi 5G dalam Asian Games 2018. “Satu Autonomous Car mobil yang bisa jalan sendiri tanpa sopir dan satu lagi aplikasi pertandingan yang akan digunakan di venue Badminton dan Bola Basket,” jelasnya.
Acara kunjungan media dan konferensi pers itu berlangsung di ruang konferensi pers Stadion Utama GBK. “Ini pertama kali. Kita termasuk yang pertama menggunakan ruang konferensi pers,” kata Menteri Rudiantara.
Selain Telkom Group, layanan internet selama Asian Games juga akan disediakan oleh Bali Tower dan Biznet. Operator seluler lain, XL Axiata, Indosat dan Tri juga akan berkontribusi. (Icha)