spot_img
Latest Phone

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...

PC Global Melonjak 4,9% di Q1 2025, Tapi Tarif China Ancam Pasokan

Telko.id - Angka-angka terbaru dari IDC mengungkap fakta mengejutkan:...

Lenovo Yoga Slim 9i: Laptop Premium Pertama dengan Kamera di Bawah Layar

Telko.id - Bayangkan sebuah laptop yang tidak hanya memukau...

Huawei Band 10, Smartband ala Smartwatch Ini Kecanggihannya!

Telko.id - Huawei Device Indonesia resmi meluncurkan Huawei Band...

Xiaomi Smart Display Max 100, Layar Pintar Ultra Besar Pertama di Indonesia

Telko.id - Xiaomi Indonesia meluncurkan Xiaomi Smart Display Max...

ARTIKEL TERKAIT

Indosat Perluas Bisnis ke AI & IoT, Tunggu Persetujuan RUPS

Telko.id – Di tengah persaingan ketat industri telekomunikasi, PT Indosat Tbk. (ISAT) tak mau hanya jadi penonton dan bersiap akan melakukan perubahan Kegiatan usaha.

Perusahaan yang telah lama menjadi salah satu pilar digital Indonesia ini kini bersiap melakukan lompatan besar.

Bagaimana tidak? Mereka baru saja mengumumkan rencana ekspansi bisnis yang bakal mengubah peta persaingan sektor ini.

Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 15 April 2025, manajemen ISAT mengungkap rencana penambahan tujuh lini bisnis baru.

Baca juga : Kinerja Indosat 2024, Catat Laba Bersih Tumbuh 38,1%

Mulai dari layanan telekomunikasi untuk pertahanan negara hingga pengembangan kecerdasan artifisial (AI), langkah ini jelas bukan sekadar uji coba. Ini adalah strategi matang untuk membangun pondasi bisnis di era digital yang semakin kompleks.

Lantas, apa saja yang akan berubah? Bagaimana dampaknya bagi kinerja perusahaan dan industri telekomunikasi nasional? Mari kita kupas lebih dalam.

Transformasi Digital Indosat: Dari Telko ke Penyedia Solusi Teknologi

Rincian perubahan kegiatan usaha ISAT mencerminkan visi jangka panjang yang ambisius. Tak lagi sekadar operator telekomunikasi, mereka kini merambah bidang-bidang yang selama ini didominasi perusahaan teknologi murni. Berikut tujuh sektor baru yang akan digarap:

  • Telekomunikasi khusus pertahanan dan keamanan
  • Jasa jual kembali telekomunikasi
  • Pemrograman berbasis AI
  • Konsultasi dan desain Internet of Things (IoT)
  • Penyelenggara penunjang sistem pembayaran
  • Layanan periklanan digital
  • Penelitian pasar berbasis data

Yang menarik, proyeksi keuangan yang dirilis ISAT menunjukkan keyakinan tinggi akan kesuksesan strategi ini.

Di tahun pertama implementasi, perusahaan memperkirakan tambahan pendapatan Rp1,18 triliun dengan pertumbuhan tahunan 5%.

Margin laba kotor diproyeksikan mencapai 33%—angka yang cukup menggoda untuk bisnis baru.

Analisis Strategi: Mengapa Sekarang?

Keputusan ISAT datang di saat yang tepat. Dengan penetrasi pasar telekomunikasi tradisional yang mulai jenuh, diversifikasi menjadi kebutuhan. “Ini bukan sekadar perluasan, tapi transformasi bisnis model,” jelas seorang analis telekomunikasi yang enggan disebutkan namanya.

Beberapa poin kunci yang mendasari strategi ini:

  1. Pemanfaatan infrastruktur existing: ISAT bisa memanfaatkan jaringan dan data center yang sudah ada untuk layanan baru seperti AI dan IoT.
  2. Sinergi dengan Hutchison: Kemitraan dengan grup Hutchison membuka akses teknologi dan pasar global.
  3. Respons terhadap tren digital: Permintaan solusi AI dan IoT di sektor korporat dan pemerintahan terus meroket.

Yang patut diapresiasi, ISAT mengklaim tak butuh tambahan pendanaan khusus untuk ekspansi ini. Mereka akan mengandalkan perputaran modal kerja—indikasi bahwa manajemen telah mempersiapkan strategi pendanaan yang matang.

Tantangan di Depan Mata

Meski prospeknya cerah, jalan ISAT tak akan mulus. Persaingan di bidang AI dan IoT sudah sangat ketat, dengan pemain seperti Telkomsel dan perusahaan rintisan teknologi yang lebih gesit. Belum lagi kebutuhan talenta digital yang masih langka di Indonesia.

Manajemen ISAT tampaknya menyadari hal ini. Dalam pernyataannya, mereka menegaskan komitmen untuk merekrut dan melatih tenaga ahli di bidang-bidang baru tersebut.

“Kami telah mempersiapkan tim internal yang kompeten untuk mendukung transformasi ini,” bunyi pernyataan resmi perusahaan.

Proses persetujuan pemegang saham melalui RUPS pada 28 Mei 2025 menjadi tahap krusial berikutnya.

Jika perubahan kegiatan usaha disetujui, Indosat bisa segera menjalankan strategi transformasi digitalnya secara penuh.

Dengan perubahan kegiatan usaha, Indosat bukan sekadar mengikuti arus transformasi digital, tapi berusaha menjadi arsitek perubahan di industri telekomunikasi Indonesia.

Pertanyaannya sekarang: akankah strategi ambisius ini membawa mereka menjadi pemain utama di era ekonomi digital, atau justru menjadi beban di tengah persaingan yang semakin sengit? Waktu yang akan menjawab. (Icha)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU