Telko.id, Jakarta – Samsung Galaxy S10 telah secara resmi rilis ke pasaran. Seperti sudah menjadi tradisi, ponsel baru yang meluncur ke publik akan menjadi “korban” iFixit. Ya, iFixit telah membongkar untuk melihat jeroan Galaxy S10.
Tak hanya Galaxy S10, iFixit juga “memutilasi” Galaxy S10e dan Galaxy S10 Plus. Kabarnya, iFixit lumayan kesulitan membongkar ponsel tersebut. Namun, ketika bodi ponsel sudah terbuka, komponen di dalamnya cukup mudah dipreteli. Sebagai misal kamera depan serta kamera belakang, port audio, serta motherboard Galaxy S10
iFixit tak kesulitan melepasnya satu per satu. Dan, di antara semua komponen galaxy S10, iFixit tertarik dengan keberadaan sensor sidik jari ultrasonik.
{Baca juga: Samsung Galaxy S10+ Paling Banyak Diminati di Taiwan}
Dilaporkan The Verge, seperti dikutip Telko.id, Jumat (8/3/2019), sensor sidik jari ultrasonik Galaxy S10 terhubung langsung ke layar. Dengan kata lain, jika sensor tersebut rusak, maka komponen yang harus diganti adalah sensor sekaligus layarnya.
Hal serupa ditemukan oleh JerryRigEverything yang menyebut bahwa sensor sidik jari adalah satu kesatuan dengan layar. Komponen itu masih bisa berfungsi jika layar tergores. Namun, sensor akan berhenti berfungsi jika ada keretakan di layar.
{Baca juga: Masalah Flexgate “Nular” ke MacBook Pro 2018?}
Hal unik lain dari jeroan Galaxy S10 adalah komponen kamera depan hole punch. Komponen tersebut benar-benar menghabiskan tempat, mulai dari layar sampai bodi belakang. Yang dilubangi tak cuma layar, melainkan juga motherboard.
Setelah membongkar, iFixit lalu memberi nilai 3 dari 10 soal tingkat kemudahan dalam memperbaiki Galaxy S10. Skor itu mengindikasikan bahwa Galaxy S10 sulit untuk dibongkar. Untuk mengganti layarnya, teknisi perlu membongkarnya total. [SN/IF]