Telko.id – OTT asing penyedia layanan streaming film Hooq melakukan sebuah terobosan dengan menghadirkan film Box Office Indonesia yakni Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC2) pada layanan streamingnya.
Hadirnya film besutan Mira Lesmana yang seakan menjadi primadona dikalangan penikmat film Indonesia ini menjadi bukti keseriusan HOOQ dalam mendukung industri film Nasional. Selain itu, Country Head HOOQ Indonesia, Guntur S. Siboro juga menegaskan bahwa film Indonesia menjadi salah satu ‘Hot Items’ pada OTT asing ini.
“AADC2 mulai hari ini bisa dinikmati di HOOQ, ini merupakan komitmen HOOQ untuk mendukung industri kreatif di Indonesia. Ini juga menunjukan bagaimana HOOQ Indonesia melihat bahwa konten lokal sangat penting, karena 50% dari top 10 daftar film di HOOQ adalah film Indonesia,” ucapnya pada jumpa media di Jakarta (26/7).
Sementara itu, Guntur juga mengatakan bahwa tarif Berlangganan HOOQ tidak dipengaruhi oleh konten terbaru, jadi tarif akan tetap sama yakni Rp.49.000,- perbulan. AADC2 ekslusif hanya ada di HOOQ dan tidak ada di OTT lain dengan batas waktu lisensi selama 1 tahun.
Sekadar informasi, sampai dengan saat ini saja terdapat sekitar 3500 film dan TV Series Indonesia yang sudah ‘mejeng’ di HOOQ. Meskipun tidak menyebutkan angka pasti, namun Guntur mengklaim bahwa OTT nya memiliki sekitar 70% dari total film yang diproduksi di Indonesia.
Kedepannya, mereka juga tidak menutup kemungkinan untuk memproduksi film sendiri seperti halnya yang dilakukna oleh OTT lain yang sudah lebih dulu hadir.
“Ada waktunya, saat ini konsentrasi kita adalah menciptakan platform untuk memutar film indonesia. Tapi kita tidak menutup kemungkinan untuk kedepannya menciptakan film sendiri,” tambahnya.
Jumlah Pengguna dan Kerjasama Operator
Sampai dengan saat ini, Guntur mengklaim bahwa jumlah pengguna yang sudah ujicoba aplikasi ini lebih dari 500 ribu user.
“Kita sudah mencapai 3 bulan, dengan pelanggan yang sudah mencoba lebih dari 500 ribu user. Masih tetap ada ketakutan untuk mencoba karena takut kehabisan kuota, makanya solusinya kita melakukan bundling dengan Simpati,” ucapnya.
Guntur juga menyebutkan, Untuk satu judul film dengan kualitas Standart Definition (SD), pengguna setidaknya membutuhkan khota internet sebesar 300 hingga 400 MB sementara untuk ukuran HD, pengguna harus menyediakan setidaknya kuota internet sebesar 1 GB.
Disinggung mengenai jumlah pengguna Telkomsel yang mengakses layanan ini, Guntur menjawab sekitar 60% dari 500 ribu user tadi adalah pengguna Telkomsel.
Namun, Guntur menegaskan bahwa kerjasama mereka dengan Telkomsel bukanlah kerjasama ekslusif dan tengah melakukan pembicaraan dengan operator lainnya.
“Kita tengah melakukan pembicaraan dengan operator lain selain Telkomsel. Harapan saya paling lambat akhir tahun semua nya sudah bisa bekerjasama. Intinya kerjasama dengan Telkomsel tidak ekslusif,” tukasnya.
Terakhir, Guntur mengharapkan industri ini berjalan dengan sehat agar dapat memberikan revenue tambahan bagi industri perfilman Nasional.