spot_img
Latest Phone

Bocoran Samsung Galaxy Watch8: Desain Baru, Tapi Kecepatan Isi Daya Masih Sama?

Telko.id - Bocoran resmi dari sertifikasi 3C di China...

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...

ARTIKEL TERKAIT

GSMA APAC Buat Program Kemitraan IoT, Smartfren dan XL Ikutan Juga

Telko.id – Internet of Things, disinyalir banyak pihak akan memberikan tambahan revenue operator yang sangat signifikan. Hanya saja, perlu ada ekosistem yang mendukung agar bisa berjalan sesuai dengan proyeksinya. GSMA APAC bekerjasama dengan 14 operator dalam program Kemitraan IoT. Termasuk Smartfren dan XL dari Indonesia.

Target dari program GSMA APAC Program Kemitraan IoT adalah untuk mempercepat Internet of Things. Di Asia Pasifik sendiri diharapkan dapat mencapai 11 Miliar koneksi IoT pada 2025. Dan diproyeksikan akan berpeluang menperoleh pendapatan sebesar $ 386 miliar pada 2025, menurut Intelijen GSMA.

“IoT berkembang pesat di kawasan Asia Pasifik, dengan operator seluler bekerja dengan mitra mereka dan ekosistem yang lebih luas dapat mendorong ekspansi ini,” kata Julian Gorman, Kepala Asia Pasifik, GSMA.

Kerjasama ini diumumkan hari ini (31/10) di Hongkong. Keempat belas operator seluler di kawasan Asia Pasifik yang tergabung dalam program kemitraan ini adalah Celcom, Dialog, DTAC, M1, Maxis, Ncell, Optus, Robi, Smart, Smartfren, Singtel, True, XL, dan Xpand.

Selain itu ada juga konsultan, pengembang, pabrikan, integrator sistem, dan penyedia solusi vertical. Saat ini sudah ada lebih dari 500 mitra termasuk operator. Pada 2020 akan berkembang menjadi lebih dari 2.000 mitra pada 2020.

Selanjutnya, Julian juga menyatakan bahwa “Program ini akan mendukung pengembangan IoT dengan menciptakan komunitas IoT lintas kawasan untuk memfasilitasi kolaborasi dan berbagi pengetahuan, serta menciptakan peluang yang menguntungkan baik rantai pasokan maupun pelanggan mereka. Program ini sudah berkembang untuk memasukkan negara-negara Asia Pasifik lainnya dan kami menyambut anggota baru untuk bergabung”.

Fokus utama dari program ini adalah dukungan IoT Labs, yang dibentuk oleh operator di seluruh wilayah untuk mendorong pengembangan produk dan layanan IoT baru. The Labs adalah persyaratan utama untuk kolaborasi dan mendorong pengembangan bersama kasus-kasus penggunaan baru, layanan dan aplikasi, dan memungkinkan inovasi IoT untuk secara efektif digunakan.

Semua operator dalam program telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk memastikan bahwa koordinasi dan output di antara Lab IoT konsisten dengan standar IoT secara regional dan global.

Lab akan tersedia bagi mitra dan pelanggan di pasar pada awalnya termasuk Australia, Bangladesh, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Nepal, Singapura, Sri Lanka, dan Thailand.

Selain membangun dan memperluas laboratorium IoT baru, operator yang berpartisipasi juga berkomitmen untuk mengembangkan inisiatif baru dan berbagi praktik terbaik untuk mempercepat penyebaran kasus penggunaan IoT inovatif yang akan meningkatkan kehidupan lebih dari 3 miliar orang di seluruh kawasan Asia Pasifik. (Icha)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU