Telko.id, Jakarta – Teknologi yang terus berkembang tanpa disadari turut berdampak pula pada lingkungan. Bukan terkait penyalahgunaan teknologi itu sendiri, melainkan sampah atau limbah yang dihasilkan oleh produk elektronik. Menurut International Telecommunication Union (ITU) dan United Nations University (UNU), jumlahnya bahkan terus meningkat.
Pada tahun 2016, sampah elektronik atau e-waste, yang mencakup produk-produk yang dibuang dengan baterai atau colokan termasuk ponsel, laptop, televisi, lemari es dan mainan listrik mencapai 44,7 juta metrik ton, naik 3,3 juta metrik ton (8 persen) dari tahun 2014. Parahnya, hanya sekitar 20 persen – atau 8,9 juta metrik ton – dari semua e-waste didaur ulang pada tahun yang sama.
Di Indonesia, hal yang tak jauh berbeda ditemukan. Pada 2015, berdasarkan riset International Journal of Environmental Science and Development, setidaknya ratusan ribu ton sampah elektronik dihasilkan – mulai dari TV (106.324 ton), PC Desktop (23.816 ton), PC Laptop (7.485 ton), Ponsel (4.375 ton), Kulkas (88.381 ton), hingga mesin cuci (53.539 ton). Dan hanya sekitar 70 persen dari semua sampah tersebut dikumpulkan pada tahun yang sama.
Mengacu pada fakta tersebut, PT Arah Environmental Indonesia, penyedia solusi terpadu pengelolaan limbah dan sampah yang tersertifikasi, memperkenalkan ECOFREN, sebuah solusi pengelolaan limbah dan sampah secara terpadu khusus untuk segmen bisnis dan sarana komersial. Solusi ini mencakup perencanaan, perlengkapan dan pengemasan, pengangkutan, pengolahan, pelatihan dan konsultasi, serta penempatan sumber daya manusia (managed service) dalam mengelola limbah secara tepat dan sesuai dengan standar pengendalian pencemaran lingkungan hidup.
Dalam hal ini, limbah yang dimaksud adalah limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), yang tidak hanya bersumber dari segmen industri, tetapi juga berasal dari lingkungan tempat aktifitas keseharian seperti rumah/hunian, perkantoran, dan sarana komersial seperti mall dan lainnya. Diantara limbah B3 yang banyak dijumpai dari segmen ini adalah limbah elektronik, baterai bekas, lampu bekas dan kemasan tinta (cartridges) bekas.
“Banyak masyarakat yang masih membuang baterai bekas, lampu bekas, tinta cartridges bekas, dan sampah elektronik lainnya ke dalam satu wadah bersama sampah bekas makanan atau sampah plastik. Padahal sampah harus dipilah pembuangannya untuk kemudian masing-masing jenis sampah dikelola dengan treatment yang berbeda,” kata Gufron Mahmud, Direktur Utama PT Arah dalam acara peluncuran ECOFREN di Jakarta, (21/02/2019).
Ia melanjutkan, pengelolaan sampah dan limbah B3 yang buruk tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan, tetapi juga akan membahayakan manusia, lingkungan dan makhluk hidup lainnya, dan berdampak pada generasi berikutnya. Karena itu, pengelolaan sampah dan limbah B3 harus ditangani dengan baik dan benar.
“Dengan ECOFREN, kami berinisiatif untuk mengedukasi dan membantu masyarakat dan para pelaku usaha dalam mengelola sampah dan limbah yang mereka hasilkan secara tepat dan sesuai dengan standar pengendalian pencemaran lingkungan hidup,” lanjut Gufron.
Layanan ECOFREN sejalan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, yang jika tidak dikelola dengan baik akan sangat berbahaya.
“Permasalahan terkini yang ada di Indonesia tentang limbah B3 termasuk juga limbah eletronik adalah minimnya pengetahuan tentang bahaya yang ditimbulkan serta kurang tepatnya penanganan dalam hal pengelolaan. Karenanya, kehadiran solusi ECOFREN kami harapkan dapat turut membantu program pemerintah untuk mengelola limbah B3 termasuk limbah eletronik atau e-wastedengan baik dan benar,” imbuh Rosa Ambarsari, Kepala Seksi Pengelolaan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
Layanan ECOFREN dibagi menjadi tiga paket, yakni EcoPrime, EcoComprehensive dan EcoBasic. Masing-masing jenis paket dibedakan berdasarkan kebutuhan pelanggan, seperti frekuensi pengangkutan, jenis limbah dan volume limbah yang dihasilkan.
Pelanggan paket EcoPrime mendapatkan fasilitas berupa pengemasan ulang untuk masing-masing jenis limbah dan dapat mengelola sampai dengan 90 jenis limbah. Pelanggan paket EcoComprehensive mendapat semua layanan paket EcoPrime dan layanan ekstra berupa penanganan sampah sejenis domestik. Pelanggan paket EcoBasic dapat mengelola empat jenis limbah dan mendapatkan fasilitas satu unit EcoBox, sebuah wadah unik four-in-one untuk memilah limbah (limbah elektronik, baterai bekas, lampu bekas dan tinta cartridges bekas).