Telko.id – Driver Uber di China telah menggunakan sebuah foto yang menakutkan pada profil picture dirinya untuk menakut-nakuti pelanggan sehingga mereka membatalkan perjalanan mereka dan membayar biaya pembatalan.
Sebuah praktik penipuan yang dijuluki ‘ghost driver’ ini menggunakan foto yang mengerikan dan memaksa pengguna untuk menekan tombol ‘cancelled’ ketika mereka melihat siapa yang datang untuk menjemput mereka, dan membayar biaya pembatalan.
Dilaporkan Telegraph (23/9), Biaya pembatalan yang dikenakan ke pelanggan sebesar 4,2 yuan dan ditransfer ke ‘driver hantu’ tanpa mereka harus mengambil penumpang di mana saja. Sementara dii Inggris, biaya pembatalan jauh lebih tinggi yakni sebesar £ 5.
Sementara itu, terdapat juga penumpang yang tidak takut untuk membatalkan pesanan mereka. Scammers mengklaim, penumpang telah memasuki kendaraan mereka dan telah melakukan perjalanan singkat yang berlangsung kurang dari satu menit dan biaya hingga 15 yuan.
Sementara itu, pihak Uber mengatakan bahwa mereka telah menyadari masalah ini dan telah mendapat laporan di lebih dari setengah lusin pengguna di kota-kota besar, dan bekerja untuk memerangi scammers, termasuk bekerja sama dengan departemen keamanan publik di China.
Pihak Uber juga mengatakan bahwa mereka tidak memiliki toleransi lagi akan hal tersebut dan pada awal tahun ini mereka akan memperkenalkan teknologi pengenalan wajah untuk mencocokkan wajah driver dengan gambar profil mereka.
“Kami telah mengambil tindakan segera dan melaporkan rekening penipuan individu tersebut sambil terus menyelidiki dan menindak setiap oknum yang berbuat curang untuk menjaga minat dari pelanggan kepada pengendara kami,” ujar perwakilan Uber.
Sekadar informasi, pihak berwenang China sejatinya telah berjuang untuk mengatur para pengendara layanan ‘ride-Hailing’, dengan penyelidikan polisi di Shenzen mengungkapkan pekan lalu bahwa sebanyak 2191 driver memiliki catatan kriminal dan 40 orang masuk kedalam DPO (Daftar Pencarian Orang) karena kejahatan. Serta itu, 6.000 mobil yang digunakan oleh driver Uber tidak memenuhi standar keselamatan dan sebanyak 600 tidak dianggap layak jalan.
Di Indonesia sendiri, belum terdapat kejadian penipuan seperti ini yang dilakukan oleh para driver Uber atau penyedia sejenis. Namun, pihak penyedia layanan sejatinya harus tetap waspada dan mencegah kejadian seperti ini karena dapat mengakibatkan turunnya kredibilitas dari penyedia tersebut. Apalagi persaingan di Indonesia sangatlah ketat dengan tiga kontestan utama yakni Uber, Grab serta Go-Jek.