Telko.id – Untuk mampu bertahan dalam kehidupan digital, dibutuhkan prosesor data center yang memberikan kecepatan, kelincahan, keamanan, fitur jaringan yang beberapa kali di depan perangkat keras generasi sebelumnya dan menawarkan latency ultra-rendah untuk memenuhi tuntutan kehidupan digital yang cepat.
Terlebih, jika memperhatikan pasar yang akan datang. di mana, akan ‘beraksi’ jaringan telekomunikasi 5G, Artificial Intelligence (AI), pesawat tak berawak, mobil tanpa sopir dan bahkan pertanian hi-tech dan ritel berbasis analisis. Itu sebabnya Intel menciptakan Xeon untuk semua kebutuhan digital lifestyle.
Platform Xeon ini sudah dikembangkan sejak lima tahun terakhir. Platform ini juga yang akan digunakan oleh Intel untuk menanggapi persaingan sengit dari Nvidia, AMD, Freescale, ST Microelectronics dan yang lainnya.
Tak heran, Intel Corporation pun rela melakukan investasi hingga senilai $ 59 miliar untuk mengembangkan chipset. Harapan nya, tentu bisa unggul dibandingkan dengan pesaing nya. Chipset yang ditawarkan memiliki arsitektur yang sesuai untuk kebutuhan perangkat keras gen berikutnya dari pusat data modern maupun ruang mesin digital ekonomi.
“Kurang dari 1% data yang dihasilkan digunakan, dianalisis atau ditindaklanjuti. Di situlah letak kesempatan untuk membuka kunci data itu,” kata Navin Shenoy, wakil presiden eksekutif Intel.
Shenoy dalam pidatonya menguraikan bagaimana industri tradisional dan baru mengadopsi teknologi dengan cepat memiliki tuntutan besar pada infrastruktur data center saat ini. Misalnya, petani menggunakan drone, teknologi satelit untuk meningkatkan produksi pangan tanpa menambah lahan.
Peritel offline seperti Wal-Mart, Tesco, menggunakan sensor dan analisis untuk memperbaiki manajemen inventaris dan pengalaman pelanggan. Lebih banyak perusahaan ingin menggunakan AI untuk menjalankan bisnis mereka dan layanan generasi berikutnya. (Icha)