Telko.id – Ulah WikiLeaks yang telah membocorkan 300.000 email dari partai yang berkuasa di Turki, dibawah kepemimpinan presiden Recep Tayyip Erdogan, berujung pada diblokirnya situs ini.
Dewan Telekomunikasi Komunikasi Turki mengatakan telah mengambil “langkah administratif” terhadap WikiLeaks, yang bisa diartikan juga sebagai pemblokiran terhadap situ itu.
Dilaporkan Mashable, Jumat (22/7), koleksi email dari Partai AK, terhitung mulai tahun 2010 hingga 6 Juli tahun ini, diperoleh WikiLeaks sebelum kudeta yang gagal Jumat lalu.
Dalam sebuah pernyataan, WikiLeaks mengatakan jadwal publikasi dimajukan untuk menanggapi pemerintah pasca terjadinya kudeta.
“Kami telah memverifikasi bahan dan sumber, siapa yang tidak terhubung, dengan cara apapun, kepada unsur-unsur di balik kudeta, atau partai politik saingan atau negara,” kata kelompok itu.
Pemerintah Turki telah melancarkan tindakan keras terhadap media, militer, pengadilan dan sistem pendidikan pasca kudeta yang gagal.
Lisensi dari 21.000 guru yang dicurigai mendukung kudeta juga dicabut setelah Erdogan menuduh Fethullah Gulen, seorang ulama yang kini berada di Pennsylvania, menjadi dalang dari aksi pemberontakan ini.
Salah satu email yang dibocorkan WikiLeaks adalah database nomor telepon deputi Partai AK:
Pemerintah Turki sebelumnya telah melarang akses ke situs web yang dianggap membawa bahan kritik bagi Turki, termasuk YouTube dan Twitter.
Beberapa situs web media oposisi juga diblokir menyusul upaya kudeta yang berlangsung Jumat malam itu, yang digagalkan oleh pasukan keamanan yang setia kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Wikileaks mengatakan di Twitter bahwa orang Turki yang tidak dapat mengakses situsnya bisa “menggunakan proxy atau IP kami” untuk mendapatkan akses ke dokumen-dokumen di partai berkuasa Turki: