Telko.id – BlackBerry baru saja menyuntik mati operating systemnya, tepat nya pada 4 Januari 2022. Hal ini membuat banyak pihak pesimis dengan keberadaan perusahaan asal Amerika ini yang terkenal dengan kecanggihan perangkat nya karena diklaim sebagai perangkat yang aman. Tapi ternyata perusahaan ini tetap optimis masa depannya lebih cerah. Apa alasannya?
“Mulai hari ini (04/01/2022), BlackBerry telah menonaktifkan infrastruktur dan layanan yang digunakan oleh perangkat lunak lama dan sistem operasi telepon kami yang sekarang berusia lebih dari 20 tahun,” tulis John Chen, CEO BlacBerry pada laman resmi blog BlackBerry.
Tak pelak, tumbangnya OS BlackBerry menjadi sentimen negatif bagi pergerakan saham perusahaan di New York Stock Exchange (NYSE). Pada perdagangan terakhir saham BlackBerry tercatat turun 0,43% dari posisi hari sebelumnya ke level US$ 9,33.
Walaupun sebenarnya, tren penurunan saham BlackBerry memang sudah cukup panjang. Jika ditarik selama 6 bulan terakhir saham BlackBerry turun 22,7%.
Padahal, pada masa jayanya, ketika semua orang di dunia menggunakan hp BB, saham BlackBerry sempat menyentuh level US$ 138,87 pada 30 Mei 2008.
Rupa nya, BlackBerry memiliki strategi khusus untuk tetap bisa bertahan dalam industry IT ini. Ya, perusahaan ini memfokuskan diri pada masalah cyber security. Terutama di perangkat lunak. Langkah ini, ternyata sudah dipersiapkan sejak 5 tahun lalu.
Bahkan, John Chen yang baru buka suara paska disuntik mati nya OS Blackberry menyebutkan bahwa akhir dari OS BlackBerry merupakan awal baru bagi masa depan cerah yang cerah.
“lima tahun lalu, kami menciptakan kembali BlackBerry sebagai perusahaan perangkat lunak. Saat ini kami mampu mengamankan 96% dari lanskap ancaman, mencegah lebih dari 165 juta serangan cyber paa tahun 2021 saja. Kami menghubungkan lebih dari 500 juta perangkat seluler, desktop dan titik akhir IoT dengan aman,” ungkap John.
Bahkan, John menyebutkan bahwa perangkat lunak bersertifikat keselamatan yang disebutkannya itu telah digunakan di lebih dari 195 juta kendaraan – termasuk yang berasal dari 24 dari 25 produsen kendaraan listrik (EV) teratas. “Dan kami terus berekspansi ke pasar baru dengan kemampuan dan inovasi baru. Ini termasuk 2.000 paten yang diberikan kepada kami pada tahun lalu”.
Ia pun menambahkan bahwa “Masa depan yang cerah yang disebutnya itu didasarkan pada komitmen untuk memecahkan masalah paling mendesak di dunia dengan teknologi kami yang terdepan di industry dalam kecerdasan buatan atau Artificial Intelligent dan machine learning, sistem operasi real-time bersertifikasi, komunikasi yang aman dan masih banyak lagi”.
“Kemungkinannya, kami lebih menjadi bagian dari hidup Anda hari ini daripada sebelumnya sebagai perusahaan handset, meskipun Anda mungkin tidak menyadarinya. Kami membuat keamanan jauh lebih cerdas,” ungkap John optimis.
Ia pun berjanji akan terus memperluas dan menerapkan portofolio kemampuan itu setiap hari, untuk membantu lebih banyak pelanggan menciptakan cara yang lebih aman, lebih cerdas, dan jauh lebih aman untuk hidup dan melakukan bisnis. (Icha)